
Percepatan Moulting Post Larva Udang Windu (Penaeus monodon) Yang Direndam Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma malabathricum) Dengan Konsentrasi Berbeda
Pengarang : Meliana Sampe Toding - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Permasalahan yang sering ditemukan pada usaha pembenihan udang windu di hatchery adalah kegagalan proses moulting dan pertumbuhan yang lambat pada post larva udang windu, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penggunaan tumbuhan herbal ekstrak daun karamunting. Tumbuhan herbal ini memiliki senyawa bioaktif yang dapat berperan dalam meningkatkan laju pertumbuhan pada benur udang windu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji potensi ekstrak daun karamunting (Melastoma malabathricum) dengan konsentrasi berbeda terhadap proses ganti kulit dan pertumbuhan pada post larva udang windu. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu perlakuan kontrol (tanpa ekstrak), perlakuan 25 ppm, perlakuan 50 ppm dan perlakuan 75 ppm, pemeliharaan dilakukan selama 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentase moulting udang tertinggi didapatkan pada perlakuan 50 ppm yaitu sebesar 89 %, sedangkan prensentase moulting terendah pada perlakuan kontrol yaitu 60 %. Kecepatan masa laten molting didapatkan pada perlakuan 50 ppm yang membutuhkan 10-12 jam untuk moulting. Tingkat kelangsungan hidup benur untuk semua perlakuan berkisar antara 62-82%, SR terendah didapatkan pada perlakuan kontrol yaitu 62%. Kesimpulan perendaman ekstrak daun karamunting dengan konsentrasi berbeda memberikan pengaruh terhadap proses ganti kulit dan kelangsungan hidup postlarva udang windu.
Kata Kunci: Udang Windu, Ekstrak Daun Karamunting, Moulting, SR
The failure of the moulting process and slow growth of tiger shrimp post-larvae are the commonly found problems in the tiger shrimp hatchery One of the efforts to deal with that problem is the use of herbal plants extracts from karamunting leaves. This herbal plant possesses bioactive compounds that can play a role in increasing the growth rate of tiger shrimp fry. This study aims to examine the potential of karamunting leaf extract (Melastoma malabathricum) with the different concentrations on the moulting process and growth of tiger shrimp post-larvae. In this study, the researcher used an experimental method with a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 3 replications, namely control treatment (without extract), then with karamunting leaf extract in various concentrations, namely 25, 50, and 75 ppm for 5 days. The results showed that the highest percentage of moulting in tiger shrimp was found in the 50 ppm treatment, which was 89%, while the lowest moulting percentage occurred in the control treatment, which was 60%. The moulting latency rate was obtained at 50 ppm treatment which required 10-12 hours for moulting. The fry survival rate ranged from 62-82% for all treatments, while the lowest survival rate obtained in the control treatment was 62% As the conclusion, the immersion of karamunting leaf extract with the different concentrations affected the moulting process and survival rate of tiger shrimp post-larvae. Keywords: Tiger shrimp, Karamunting leaf extract, Moulting, Survival Rate