
Analisis Pendapatan Usaha Budidaya Tambak Udang Windu (Penaeus monodon) Di Kota Tarakan
Pengarang : Aprianto - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Udang windu merupakan salah satu komoditas ekspor yang bernilai cukup tinggi di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. Permintaan konsumen terhadap udang windu tidak pernah surut bahkan menunjukan peningkatan dari tahunketahun. Menurut Suryanto dan Tarakania (2009). Permintaan konsumen dunia terhadap udang rata – rata naik sekitar 11,5% pertahun. Sehingga peluang bisnisbudidaya udang windu cukup menjanjikan karena hasilnya yang cukup besar.Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besar biaya dalam budidaya tambak udang windu di Kota Tarakan. 2. Untuk mengetahui penerimaan dalam budidaya tambak udang windu di Kota Tarakan. 3. Untuk mengetahui pendapatan budidaya tambak udang windu di Kota Tarakan. Lokasi penelitian ini berada di pulau Tarakan Provinsi Kalimantan Utara dengan jumlah responden sebanyak 15 orang, memiliki luas lahan 1 hingga 50 hektar, dan sudah berjalan 2 tahun.
Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel yaitu snowball sampling, yaitu di mana subjek yang memberikan rujukan untuk merekrut sampel yang diperlukan untuk studi penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk budidaya udang windu dilakukan dengan cara proses seperti penebaran bibit udang di tambak, pemeliharaan, panen, dan panen total. Teknis analisis data yang digunakan untuk menghitung pendapatan petambak udang windu menggunakan analisis pendapatan. Hasil penelitian menunjukan total biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan petambak udang windu di Pulau Tarakan Provinsi Kalimantan Utara dari 15 responden yaitu biaya produksi rata-rata sebesar Rp.12.249.121 selama satu periode tiga bulan satu kali panen dengan luas lahan tambak rata-rata sebesar 16,2 hektar. Rata-rata penerimaan dari 15 responden sebesar Rp.24.410.066. Dan rata-rata pendapatan sebesar Rp.12.160.945. Sehingga dapat disimpulkan bahwa petambak udang windu di Kota Tarakan mengalami keuntungan.
Kata Kunci: Analisis Pendapatan, Petambak Udang Windu (Penaeus monodon)
Tiger prawns are one of the export commodities that have a high price in Tarakan City North Kalimantan Province. Tiger prawns are needed by consumers increasing from year to year. Suryanto and Tarakania (2009) stated that world consumer demand for tiger prawns increased by around 11.5% per year. The opportunity for tiger shrimp 1) to determine the cost of tiger prawn aquaculture in Tarakan City. 2) to find out the receipting tiger prawns aquaculture in Tarakan City. 3) to find out the income of tiger prawns aquaculture in Tarakan City. This research was conducted in Tarakan city, North Kalimantan Province. The number of respondents 15 farmers who have a land area (aquaculture) of 1 to 50 hectares and have been running for two years. This research employed a sampling method, namely Snowball Sampling, where the subject provides a referral to recruit the samples needed for research studies. Data collection was done through observation, interviews, and documentation. It was carried out by processes such as stocking tiger prawns' seeds in ponds, maintenance, harvesting, and total harvesting. The data was used to calculate the income of tiger prawn farmer using income analysis. The research result showed the total production costs, revenues, and income of tiger prawn farmers, namely the average production cost of Rp.12,249,121 for the months, one harvest with an average pond area of 16.2 hectares. The average receiving was Rp.24,410,066 and the average income is Rp.12,160,945. It can be concluded that tiger prawn farmers have a significant advantage in their pond areas in Tarakan City. Keywords: Income Analysis, Tiger Prawn