Konservasi Kawasan Mangrove Bekantan merupakan kawasan ekowisata yang sering dikunjungi oleh masyarakat lokal maupun luar pulau Kota Tarakan. Pemanfaatan hutan mangrove sebagai ekowisata merupakan langkah yang strategis guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekologis dan ekonomis. Namun demikian, nilai ekonomi sumber daya alam yang menawarkan keindahan alam atau lanskap, pada umumnya bersifat non-market atau tidak dapat diperdagangkan. Untuk mengestimasi nilai ekonomi dari jasa lingkungan tersebut harus menggunakan teknik penilaian (valuation) tertentu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai manfaat ekosistem mangrove sebagai ekowisata dengan menggunakan metode analisis biaya perjalanan (Travel Cost Method) dan WTP (Willingness to pay). Lokasi penelitian ini dilaksanakan di KKMB Kecamatan Kota Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan september hingga oktober 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) dan pendekatan biaya kontribusi (WTP). Hasil penelitian yang diperoleh yaitu biaya perjalanan terendah terdapat 44 pengunjung dengan presentase 44 % dengan total biaya perjalanan di rata – ratakan kurang dari Rp. 940.000 – 990.000. Biaya perjalanan rata – rata responden (X1) yang diperoleh dari jumlah biaya perjalanan total responden (BPT) dibagi dengan jumlah responden sebesar Rp. 353.900/kunjungan. Rendahnya biaya perjalanan yang ada disebabkan karena rata – rata yag melakukan kunjungan ke KKMB merupakan warga domestik Kota Tarakan dan Kalimantan Utara maka dari itu biaya perjalanan yang dikeluarkan terbilang kecil.
Kata Kunci: Kawasan Konservasi Mangrove Bekantan (KKMB), Biaya Perjalanan, Biaya Kontribusi

Conservation of the Proboscis Monkeys Mangrove Area is an ecotourism area that is often visited by local people and outside the island of Tarakan City. Utilization of mangrove forests as ecotourism is a strategic step in order to improve the welfare of the community ecologically and economically. However, the economic value of natural resources that offer natural beauty or landscapes is generally non-market or non-tradable. To estimate the economic value of these environmental services, certain valuation techniques must be used. The purpose of this study was to determine the value of the benefits of mangrove ecosystems as ecotourism by using the method of analysis of travel costs (Travel Cost Method) and WTP (Willingness to Pay). The location of this research was carried out in KKMB, West Tarakan City District, Tarakan City, North Kalimantan. This research was carried out from September to October 2021. The research method used was the travel cost approach (Travel Cost Method) and the contribution cost approach (WTP). The results obtained are the lowest travel costs are 44 visitors with a percentage of 44% with the total travel costs on average less than Rp. 940,000 – 990,000. The respondents' average travel costs (X1) obtained from the number of respondents' total travel costs (BPT) divided by the number of respondents amounting to Rp. 353.900/visit. The low cost of travel is due to the fact that on average those who make visits to KKMB are domestic residents of Tarakan City and North Kalimantan, therefore the travel costs incurred are relatively small. Keywords: Proboscis Mangrove Conservation Area (KKMB,) Travel Costs, Contribution Costs, Respondents