
Aktivitas Antibakteri Kitosan Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Dan Staphylococcus epidermidis Penyebab Jerawat
Pengarang : Gita Lia Rosalinda - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Cangkang kepiting bakau merupakan limbah hasil perikanan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku kitosan. Kitosan memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antibakteri penyebab jerawat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui mutu kitosan dari cangkang kepiting bakau melalui analisis Fourier Transform InfraRed (FTIR) dan Scanning Electron Microscope Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) serta mendapatkan konsentrasi terbaik kitosan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis penyebab jerawat. Metode penelitian ini dengan cara deskriptif untuk analisis mutu kitosan dan aktvitas antibakteri menggunakan analysis of variant pada selang kepercayaan 95% dengan satu faktor yaitu penambahan kitosan pada taraf 0,25%; 0,5%; 0,75%; dan 1%. Asam asetat sebagai kontrol negatif dan Ampisilin sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan nilai derajat deasetilasi sebesar 76% sesuai dengan standar SNI No.7949 Tahun 2013 dan Protan Laboratory. Morfologi kitosan memperlihatkan bentuk tidak teratur, bergelombang, dan berpori serta mengandung beberapa unsur yaitu C,O,Ca,dan Al. Aktiviras antibakteri kitosan dalam menghambat bakteri S. aureus dan S. epidermidis pada kosentrasi 0,25%, 0,5%, 0,75%, dan 1% menghasilkan zona hambat sebesar 9,5±0,71mm, 10±0mm, 11±0mm, 13,5±0,71mm dan 9±0mm, 10±0mm, 11±0mm, 12,5±0,71mm. Konsentrasi 1% terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan S. epidermidis. Aktivitas kitosan pada penelitian ini termasuk dalam katogori sedang hingga kuat.
Kata kunci: Cangkang Kepiting Bakau, FTIR, SEM-EDX
Mangrove crab shells are fishery waste that can be used as raw material for chitosan. Chitosan has many benefits, one of them is as an antibacterial that causes acne. The purpose of this research was to determine the quality of chitosan from mangrove crab shells through Fourier Transform Infrared (FTIR) and Scanning Electron Microscope Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX) analysis to obtain the best concentration of chitosan in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus and Staphylococcus epidermidis bacteria that cause acne. Research employed a descriptive method for analysing of the quality of chitosan and antibacterial activity by using analysis of variant at a 95% confidence interval with one factor, namely the addition of chitosan at a level of 0.25%; 0.5%; 0.75%; and 1%. Acetic acid as a negative control and Ampicillin as a positive control. The results showed that the value of the deacetylation degree was 76%, in accordance with the standards of SNI No.7949 of 2013 and Protan Laboratory. The morphology of chitosan showsed irregular form, wavy, and porous shapes and contains several elements, namely C, O, Ca, and Al. The antibacterial activity of chitosan in inhibiting S. aureus and S. epidermidis at concentrations of 0.25%, 0.5%, 0.75%, and 1% resulted in an inhibition zone of 9.5±0.71mm, 10±0mm, 11±0mm, 13.5±0.71mm and 9±0mm, 10±0mm, 11±0mm, 12.5±0.71mm. Concentration of 1% proved effective in inhibiting the growth of S. aureus and S. epidermidis bacteria. Chitosan activity in this research was moderate to strong category. Keywords: Mangrove crab shells, FTIR, SEM-EDX