Studi Penanganan Simpang Dengan Menggunakan Manajemen Lalu Lintas (Studi Kasus : Pada Simpang Jl. P. Diponegoro Dan Jl. Re.Martadinata Di Kota Tarakan) | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Studi Penanganan Simpang Dengan Menggunakan Manajemen Lalu Lintas (Studi Kasus : Pada Simpang Jl. P. Diponegoro Dan Jl. Re.Martadinata Di Kota Tarakan)

Studi Penanganan Simpang Dengan Menggunakan Manajemen Lalu Lintas (Studi Kasus : Pada Simpang Jl. P. Diponegoro Dan Jl. Re.Martadinata Di Kota Tarakan)

Pengarang : Bintang Abdi - Personal Name;

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2009
XML Detail Export Citation
    SKRIPSI

Abstract

Volume lalulintas Kota Tarakan mengalami peningkatan setiap tahunnya yang diakibatkan bertambahnya jumlah kepemilikan kendaraan. Kemacetan pada perempatan RE. Martadinata, Jend.Sudirman, P.Diponegoro, dan Panglima Batur merupakan salah satu dampak dari pertumbuhan lalulintas yang cukup tinggi dan belum berfungsinya sistem lalulintas secara baik. Dengan memperhatikan kondisi geometri jalan, volume arus lalulintas, hambatan samping dan lingkungan simpang yang merupakan daerah komersil, maka dicoba untuk mengatasi dengan manajemen simpang baik dengan menggunakan manajemen simpang tak bersinyal. Cara penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan survei di lapangan untuk mendapatkan data primer maupun data sekunder yang kemudian akan diolah dengan menggunakan manajemen simpang. Perencanaan menggunakan acuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 dan program Excel 2003 untuk mengolah data lalulintas. Data lalulintas diperoleh dari pencacahan jumlah kendaraan di lapangan yang dilakukan selama 3 hari (03, 04, 05 Agustus 2009) pada jam-jam sibuk dan disajikan dalam bentuk tabel data kendaraan dan kemudian perilaku lalulintas simpang dapat dianalisis. Untuk simpang tak bersinyal dipakai USIG-1 dan USIG-2. Dari hasil analisis yang digunakan pada hari Seni, 03 Agustus 2009, periode waktu selama 1 (satu) jam yaitu 07.00-08.00, dapat disimpulkan bahwa pada simpang tersebut memiliki nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 0,79. Nilai ini sesuai dengan nilai derajat kejenuhan yang disarankan oleh MKJI 1997 untuk simpang tak bersinyal yaitu DS = 0,85, walau pun DS yang dihasilkan pada simpang tersebut jauh lebih kecil yang disarankan oleh MKJI 1997, akan tetapi rambu-rambu lalulintas yang dimiliki oleh simpang tersebut masih minim.

Traffic volume in Tarakan City is growing every years because of the owner of vehicles have growing. The effect of vehicles growing and traffic system not function are traffic jam in RE. Martadinata, Jend. Sudirman, P. Diponegoro and Panglima Batur street. With the condition of geometry, traffic volume, furcated hindrance and environment furcated in commercial area we try to solve this problem with furcated management and furcated management unsign. The way of this research is surveying in the area for got primary and secondary sample and then we processed the sample with furcated management sign. This research according to Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 and software Excel 2003 for process the sample. The samples got from surveyed in the area for 3 days (03, 04 and 05 August) in busy time and we present the samples with the tables and analyzing. For furcated unsign used USIG-I and USIG-2. From the analyzing in Sunday, 03 rd August 2009, time period for 1 (one) hour is 07.00-08.00 we get conclude Degree Saturation (DS) = 0,79. This value is same as in the Degree Saturation in MKJI 1997 for furcated sign is 0,85. However ds for that situation smaller than recommendation of MKJI-1997, but the traffic signals in this case too minimum.

Detail Informasi