
Analisis Risiko Budidaya Tambak Udang Windu (Panaeus monodon) Di Tanah Merah, Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung
Pengarang : Hijria Lio - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2022XML Detail Export Citation
Abstract
Usahatani udang windu adalah usaha yang sudah dilakukan secara turun temurun dan memiliki potensi yang besar karena harga jual yang cenderung stabil. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi sumber – sumber risiko, menganalisis tingkat risiko produksi, harga dan pendapatan serta merekomendasi alternatif upaya dalam mengatasi risiko yang dihadapi. Responden dalam penelitian ini berjumlah 39 petambak yang ditentukan melalui metode sensus. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis risiko dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Analisis deskriptif yaitu mendeskriptifkan sumber-sumber risiko, analisis risiko produksi menunjukkan bahwa koefisien variasi produksi sebesar 0.53 kg dengan batas bawah sebesar -32.24 kg dari hasil tersebut menunjukkan bahwa petambak udang windu mengalami peluang kerugian risiko produksi. Analisis risiko harga menunjukkan bahwa koefisien variasi harga sebesar Rp 0.2 dengan batas bawah sebesar Rp 69.510 dari hasil tersebut menunjukkan bahwa petambak udang windu tidak mengalami risiko harga. Analisis risiko pendapatan menunjukkan bahwa koefisien variasi pendapatan sebesar Rp 0.77 dengan batas bawah sebesar Rp -1.866.016 dari hasil tersebut menunjukkan bahwa petambak udang windu mengalami risiko pendapatan. Tingkat sumber risiko dari tertinggi sampai terendah adalah penyakit, curah hujan tinggi, kualitas benur, kualitas air, serangan hama, pecah tanggul, harga jual menurun, harga pupuk meningkat, permintaan menurun, harga saponin meningkat, harga benur meningkat dan harga dolomit meningkat. Alternatif upaya penanganan risiko yang dihadapi adalah penerapan prinsip Best Management Practice (BMP) dan konsep biosecurity, sistem pembuangan atas, waktu tebar benur, pemasukan/pergantian air di tambak, penggunaan saringan di pintu air masuk, pembenihan benur bersertifikat, penangkapan hama dan perbaikan tanggul.
Kata Kunci: Sumber Risiko, Udang Windu, Metode FMEA
Giant tiger (windu) shrimp farming has been a business for generations and has great potential because the selling price tends to be stabel. The purpose of this study was to identify sources of risk, analyze the level of production risk, price and income, and recommended alternative efforts to overcome various risks. The total population of the research was 39 farmers. The method used in this research was the cencus method with descriptive analysis, risk analysis, and failure mode effect analysis (FMEA). Production risk analysis showed that the variation coefficient in production was 0.53 kg, with a lower limit of -32.24 kg from the yield, indicated that giant tiger shrimp farmers had a probability to lose production risk. price risk analysis showed the coefficient of price variation coefficient of income was Rp. 0.2, with a lower limit of Rp. 69,510 from the yield, indicated that giant tiger shrimp farmers did not have price risk. income risk analysis showed the variation coefficient of income was Rp. 0.77, with a lower limit of Rp. -1.866.016, indicated that tiger shrimp farmers had the income risk. The level of risk sources from highest to lowes a desease, high rainfall, fry quality, water quality, pest attack, broken dykes, decreased saponin prices, increased fry price, and increased dolomite prices. Alternative risk management efforts were the implementation of the Best Management Practice (BMP) principle and the concept of biosecurity, top disposal system, fry stocking time, entry/change of water in ponds, filter installation at water inlets, certified fry hatchery, pest capture, and embankments repairment. Keywords: source of risk, Giant Tiger shrimp, FMEA Method