Indonesia merupakan negara kelautan. Salah satu hasilnya adalah rumput laut. Kegiatan budidaya rumput laut banyak dilakukan oleh masyarakat Kota Tarakan khususnya Kelurahan Pantai Amal. Hasil rumput laut di Kota Tarakan cukup melimpah tetapi tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan oleh petani rumput laut. Sehingga diperlukan inovasi pengolahan rumput laut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi proses pengolahan dodol, cokelat jelly dan pangsit rumput laut, serta mengetahui keuntungan usaha dan nilai tambah pada pengolahan rumput laut di UMKM Ar-Raihan. Metode yang digunakan untuk menentukan lokasi penelitian adalah purposive sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif berupa gambaran umum usaha seperti lama usaha dan pemasaran produk. Analisis kuantitatif berupa perhitungan keuntungan dan nilai tambah. Perhitungan nilai tambah yang digunakan adalah model hayami (Maulidah dan Kusumawardani, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan dodol, cokelat jelly dan pangsit membutuhkan waktu yang tidak singkat. Keuntungan yang diperoleh pengusaha sebesar Rp. 892.236,56 (dodol), Rp. 740.475,45 (cokelat jelly), dan - Rp. 19.803,41 (pangsit) dalam satu kali produksi. Nilai tambah yang diperoleh pengusaha dalam memproduksi ketiga produk adalah sebesar Rp. 63.727,50 (dodol), Rp. 217,375 (cokelat jelly), Rp. 218.653,10 (pangsit). Menurut Sudiyono dalam Nur (2013), rasio nilai tambah dodol tergolong rendah (0,51% ≤ 50%), cokelat jelly tergolong tinggi (72,58% > 50%), dan pangsit tergolong rendah (36,44% ≤ 50%).
Kata Kunci: Rumput Laut, Keuntungan, Nilai Tambah

Indonesia was a maritime country. One result was the seaweed. Seaweed cultivation activities done by society in tarakan particularly amal beach village. The results of seaweed in tarakan quite abundant but not worth the price offered by seaweed farmers. So the innovation of processing seaweed is necessary. The purpose of the research is to find out and identify processing of dodol, chocolate jelly and pangsit, as well as to find out the advantages and value added in processing seaweed in the UMKM Ar-Raihan. The methods used to determine the location of the research is purposive sampling. The data analysis used in the research is descriptive and quantitative analysis. Descriptive analysis in the form of business overview such as period of business and product marketing. Quantitative analysis in the form of advantages calculation and value added. Calculation of value added that used is a hayami model (Maulidah dan Kusumawardani, 2011). Based on the results of the research, it can be concluded that the process of making dodol, chocolate jelly and pangsit takes time which is not short. The advantages acquired by entrepreneur amounts Rp. 892,236.56 (dodol), Rp. 740,475.45 (chocolate jelly), and - Rp. 19,803.41 (pangsit) in a single production. The value added obtained by entrepreneurs in producing third product is Rp. 63,727.50 (dodol), Rp 217.375 (chocolate jelly), and Rp 218,653.10 (pangsit). According to Sudiyono in Nur (2013), the ratio of value added of dodol classified as low (0.51% ≤ 50%), chocolate jelly classified as high (72.58% > 50%), and pangsit classified as low (36.44% ≤ 50%). Key Words: Seaweeds, Advantages, Value Added