
Strategi Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan (Studi Kasus: Desa Balansiku Kecamatan Sebatik Kabupaten Nunukan)
Pengarang : Rubin - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2018XML Detail Export Citation
Abstract
Program – Program Pengembangan Agribisnis Di Wilayah Perdesaaan Masih Menyisakan Berbagai Permasalahan Mendasar. Permasalahan Lemahnya Skualitas Sumber Daya Manusia, Infrastruktur Yang Belum Merata Dan Kurang Memadai Diantaranya Infrastruktur Jalan Dan Fasilitas Pendukung Lainnya Seperti Lembaga Yang Mendukung Usaha Agribisnis Di Desa. Penyerapan Tenaga Kerja Di Indonesia Didominasi Oleh Sektor Agribisnis, Tetapi Hal Ini Tidak Berbanding Lurus Dengan Tingkat Kesejahteraan Para Pelaku Agribisnis Terutama Buruh Tani Yang Kesejahteraannya Rendah, Kondisi Yang Demikian Juga Terjadi Di Desa Balansiku Dimana Masyarakat Di Desa Ini Pada Umumnya Bekerja Disektor Pertanian (Agribisnis) Namun Kehidupan Mereka Tergolong Masih Kurang Sejahtera Hal Tersebut Dapat Dilihat Dari Persentase Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos Rastra Sebesar 33,5 Persen Sedangkan Desa Balansiku Merupakan Salah Satu Desa Yang Memiliki Luas Wilayah Agribisnis Yang Cukup Potensial Dan Memiliki Luas Wilayah Paling Luas Dibandingkan Desa Lainnya Yang Ada Di Kecamatan Sebatik.
Penelitian Ini Bertujuan: (1) Untuk Mengidentifikasi Gambaran Umum Potensi Agribisnis Yang Ada Di Desa Balansiku, (2) Untuk Mengidentifikasi Dan Menganalisa Faktor – Faktor Internal Dan Eksternal Yang Mempengaruhi Pemberdayaan Agribisnis Di Desa Balansiku.(3) Untuk Merumuskan Alternatif Strategi Yang Dapat Digunakan Untuk Pemberdayaan Agribisnis Di Desa Balansiku.
Metode Pengolahan Dan Analisis Data Terdiri Dari Analisis Deskriptif Kualitatif Dengan Beberapa Alat Bantu Analisis Yang Digunakan Diantaranya: (1) Analisis Lingkungan Perdesaan Yang Terbagi Menjadi Lingkungan Internal Dan Eksternal, (2) Matriks IFAS Dan EFAS, (3) Analisis SWOT Sebagai Alat Perumusan Strategi Dan (4) Matriks QSP Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Dengan Memilih Alternatif Strategi Berdasarkan Hasil Prioritas.
Hasil Yang Diperoleh Dari Hasil Penelitian Yaitu: Potensi Agribisnis Yang Ada Di Desa Balansiku (1) Padi, (2) Pisang Kepok, (3) Merica Dan (4) Tanaman Sayur – Sayuran Seperti Cabe, Kacang Panjang, Ketimun, Sawi, Dan Kangkung. Pada Sektor Perkebunan Diantaranya (1) Kelapa Sawit, (2) Kelapa, Dan (3) Buah – Buahan Seperti Durian, Rambutan, Duku Dan Jeruk Sunkist Borneo. Pada Sektor Perikanan Adalah Nelayan Tangkap Dengan Hasil Udang Dan Ikan Serta Nelayan Budidaya Tambak Ikan Bandeng Dan Rumput Laut. Pada Sektor Peternakan Yaitu Ternak Sapi Dan Kambing Yang Menjadi Potensi. Faktor – Faktor Lingkungan Internal Perdesaan Terdiri Atas Kekuatan Dan Kelemahan. Kekuatan Yang Dimiliki Oleh Desa Balansiku Antara Lain: (1) Luasnya Lahan Pertanian Dan Mata Pencarian Utama Di Sektor Pertanian, (2) Adanya Kelompok Petani Sebagai Wadah Penyatu Petani, (3) Kebijakan Pemerintah Desa (Visi Dan Misi) Mendukung Agribisnis Dan (4) Letak Wilayah Strategis. Kelemahan Yang Dimiliki Oleh Desa Balansiku Antara Lain: (1) Rendahnya Kualitas SDM, (2) Akses Jalan Yang Kurang Memadai/Tidak Kondusif, (3) Tidak Adanya Lembaga Khusus Yang Mendukung Usaha Agribisnis Dan (4) Tidak Adanya Kadang Ternak Bagi Peternak. Faktor – Faktor Lingkungan Eksternal Yang Dihadapi Perdesaan Terdiri Dari Peluang Dan Ancaman. Peluang Yang Dihadapi Oleh Desa Balansiku Antara Lain: (1) Adanya Program Bantuan Usaha Ekonomi Produktif Dari Pemerintah Untuk Usaha Agribisnis, (2) Adanya Kerjasama Dengan Pihak Swasta Dalam Usaha Pertanian Budidaya Bawang, (3) Adanya BUMDes Dan (4) Adanya Pendampingan Penyuluh Pertanian Lapangan. Ancaman Yang Dihadapi Oleh Desa Balansiku Antara Lain: (1) Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang, (2) Harga Beli Hasil Pertanian Di Tetapkan Oleh Tengkulak, (3) Hama Dan Penyakit Tanaman Dan Peternakan, (4) Pola Berfikir Masyarakat Petani Terhadap Dana Bantuan Pemerintah Yang Masih Berkutat Dana Hibah Yang Tidak Wajib Di Bayar. Matriks SWOT Strategi Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan Menghasilkan Delapan Alternatif Strategi Yang Kemudian Dianalisis Menggunakan Matriks QSP, Lalu Diperoleh Prioritas Strategi Dengan 3 Prioritas Utama Yaitu (1) Membentuk Dan Membina Lembaga Pendukung Permodalan, Aksebilitas, Dan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Untuk Membantu Petani Memperluas Usahatani Dengan Nilai TAS Sebesar 5,784 (Strategi 4), (2) Mengkoordinasikan Setiap Petani Dengan Memanfaatkan Kelompok Tani Untuk Meningkatkan Kualitas SDM Dan Pemahaman Tentang Kebijakan Pemerintah Dengan Nilai TAS Sebesar 5,718 (Strategi 7), (3) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Tenaga Pendamping Melalui Pelatihan Dengan Nilai TAS Sebesar 5,493. Dari Hasil Analisis Tersebut Strategi Pemberdayaan Agribisnis Pedesaan Diharapkan Mampu Memberdayakan Masyarakat Miskin Atau Tingkat Kesejahteraannya Rendah Agar Dapat Meningkatkan Kesejahteraannya Dan Memajukan Perekonomian Desa.
Kesimpulan Dan Saran Dari Hasil Penelitian Yaitu Potensi Desa Balansiku Pada Sektor Pertanian Diantaranya (1) Padi, (2) Pisang Kepok, (3) Merica Dan (4) Tanaman Sayur – Sayuran Seperti Cabe, Kacang Panjang, Ketimun, Sawi, Dan Kangkung. Pada Sektor Perkebunan Diantaranya (1) Kelapa Sawit, (2) Kelapa, Dan (3) Buah – Buahan Seperti Durian, Rambutan, Duku Dan Jeruk Sunkist Borneo. Pada Sektor Perikanan Adalah Nelayan Tangkap Dengan Hasil Udang Dan Ikan Serta Nelayan Budidaya Tambak Ikan Bandeng Dan Rumput Laut. Pada Sektor Peternakan Yaitu Ternak Sapi Dan Kambing Yang Menjadi Potensi. Saran Dari Hasil Penelitian Adalah (1) Desa Balansiku Merupakan Desa Yang Memiliki Luas Wilayah Terluas Diantara Desa Lainnya Untuk Itu Perlu Adanya Keseriusan Pemerintah Desa Dalam Membuat Kebijakan Maupun Program Yang Berpihak Kepada Masyarakat Dalam Hal Agribisnis Dengan Memanfaatkan Kekuatan Dan Peluang Yang Ada, Disamping Itu Terkait Dengan Visi Misi Desa Balansiku Yang Mendukung Pengembangan Agribisnis Di Desa. (2) Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Petani Dengan Cara Membuat Program Workshop, Pelatihan, Studi Banding Poktan Yang Difasiltasi Oleh Pemerintah Atau Swasta. (3) Sebaiknya Dilakukan Pembimbingan Dan Pengawasan Secara Bertahap Dari Hasil Alternatif Strategi Pemberdayaan Agribisnis Perdesaan Di Desa Balansiku Sesuai Dengan Prioritas Sehingga Tujuan Dari Pelaksanaan Strategi Tersebut Dapat Tercapai Dan Tepat Sasaran. (4) Disarankan Pada Peneliti Berikutnya Yang Ingin Melakukan Penelitian Dengan Topik Yang Sama Maka Diharapkan Dapat Mengkaji Lebih Dalam Masing – Masing Bagian Dalam Sistem Agribisnis Di Desa.
Agribusiness Development Programs In Rural Areas Still Leaving A Variety Of Fundamental Problems. The Problems Were The Weakness Of Human Resources Quality, The Infrastructure That Is Not Evenly Distributed And Inadequate The Road Infrastructure And Other Supporting Facilities Such As Institutions That Support Agribusiness In The Village. Labor Absorption In Indonesia Was Dominated By The Agribusiness Sector, But This Was Not Directly Proportional To The Level Of Welfare Of Agribusiness Actors, Especially In Farm Laborers Whose Welfare Was Still Low, Such Conditions Also Occur In Balansiku Village Where People In This Village Generally Work In The Agricultural Sector (Agribusiness) But Their Lives Were Classified As Less Prosperous, It Can Be Seen From The Percentage Of The Rastra Bansos Beneficiary Family (KPM) Was 33.5 Percent While In Balansiku Village Was One Of The Villages That Has A Potential Area Of Agribusiness And Was The Widest Area Compared To Other Villages In Sebatik District. This Research Were To Determind: (1) To Identify An Overview Of The Potential Of Agribusiness In Balansiku Village, (2) To Identify And Analyze Internal And External Factors That Influence The Empowerment Of Agribusiness In Balansiku Village. (3) To Formulate Alternative Strategies That Can Be Used For Agribusiness Empowerment In Balansiku Village. The Analysis Methods Consist Of Qualitative Descriptive Analysis With Several Analytical Tools Were: (1) Analysis Of Rural Environments Which Are Divided Into Internal And External Environments, (2) IFAS And EFAS Matrix, (3) SWOT Analysis As A Strategy Formulation Tool And (4) QSP Matrix As A Decision Making Tool By Choosing Alternative Strategies Based On Priority Results. The Results Showed That: The Potential Of Agribusiness In Balansiku Village (1) Rice, (2) Kepok Banana, (3) Pepper And (4) Vegetable Crops Such As Chili, Long Beans, Cucumber, Mustard Greens, And Kale. In The Plantation Sector Including (1) Oil Palm, (2) Coconut, And (3) Fruits Such As Durian, Rambutan, Duku And Sunkist Borneo Oranges. In The Fisheries Sector Were Fishermen Catch With Shrimp And Fish As Well As Fishermen Cultivating Milkfish Ponds And Seaweed. In The Livestock Sector, Cattle And Goats Were Potential. Internal Rural Environmental Factors Consist Of The Strengths And The Weaknesses. The Strengths Of The Balansiku Village Include: (1) The Extent Of Agricultural Land And The Main Livelihoods In The Agricultural Sector, (2) The Existence Of Farmer Groups As A Unifying Farmer, (3) Village Government Policy (Vision And Mission) Supporting Agribusiness And (4 ) Strategic Location. The Weaknesses Of Balansiku Village Include: (1) Low Quality Of Human Resources, (2) Inadequate / Not Conducive Road Access, (3) Absence Of Special Institutions That Support Agribusiness And (4) Absence Of Occasional Livestock For Farmers. Rural External Environmental Factors Were Consist Of Opportunities And Threats. Opportunities Faced By Balansiku Village Include: (1) The Existence Of A Productive Economic Business Assistance Program From The Government For Agribusiness, (2) The Existence Of Cooperation With The Private Sector In The Onion Cultivation Business, (3) The Existence Of BUMDes And (4) Mentoring Assistance Field Farming. The Threats Faced By Balansiku Village Include: (1) Stability Of Currency Exchange Rates, (2) Purchase Prices Of Agricultural Products Set By Middlemen, (3) Pests And Diseases Of Crops And Livestock, (4) The Mindset Of Farmers Who Consider That Government Aid Funds Were Not Obliged To Be Returned. SWOT Matrix Rural Agribusiness Empowerment Strategy Produces Eight Strategies Analyzes Which Are Then Analyzed Using The QSP Matrix, Then Obtained Strategic Priorities With 3 Main Priorities, Namely (1) Forming And Fostering Capital Support Institutions, Accessibility, And Fulfillment Of Basic Needs To Help Farmers Expand Farming With TAS Values Amounting To 5,784 (Strategy 4), (2) Coordinating Each Farmer By Utilizing Farmer Groups To Improve The Quality Of Human Resources And Understanding Of Government Policies With A TAS Value Of 5.718 (Strategy 7), (3) Improving The Quality Of Human Resources And Accompanying Personnel Through Training With TAS Value Is 5,493. From The Results Of The Analysis, The Strategy Of Empowering Rural Agribusiness Was Expected To Be Able To Empower The Poor Or Low Level Of Welfare In Order To Improve Their Welfare And Promote The Village Economy. Conclusions And Suggestions From The Research Results Are The Potential Of Balansiku Village In The Agricultural Sector Including (1) Rice, (2) Kepok Banana, (3) Pepper And (4) Vegetable Crops Such As Chili, Long Beans, Cucumber, Mustard Greens, And Kale. In The Plantation Sector Including (1) Oil Palm, (2) Coconut, And (3) Fruits Such As Durian, Rambutan, Duku And Sunkist Borneo Oranges. In The Fisheries Sector Are Fishermen Caught With The Results Of Shrimp And Fish As Well As Fishermen Cultivating Milkfish And Seaweed Fish. In The Livestock Sector, Cattle And Goats Are Potential. Suggestions From The Research Results Are (1) Balansiku Village Was The Village That Has The Widest Area Among Other Villages For It Needs The Seriousness Of The Village Government In Making Policies And Programs That Favor The Community In Terms Of Agribusiness By Utilizing The Existing Strengths And Opportunities. With The Vision And Mission Of Balansiku Village Which Supports The Development Of Agribusiness In The Village. (2) Increased Farmers' Knowledge And Skills By Creating A Workshop, Training, Farmer Comparative Study Program Facilitated By The Government Or The Private Sector. (3) It Was Advisable To Carry Out Gradual Guidance And Supervision Of The Alternative Results Of Rural Agribusiness Empowerment Strategies In Balansiku Village In Accordance With Priorities So That The Objectives Of Implementing These Strategies Can Be Achieved And On Target. (4) It Is Recommended That The Next Researcher Who Wants To Do Research On The Same Topic Is Expected To Be Able To Study More Deeply Each Part Of The Agribusiness System In The Village.