
Model Stuktural Peran Lembaga Pada Subsistem Agribisnis Hilir Kelapa Sawit (Elaeis sp.) Di Kabupaten Nunukan
Pengarang : Sakti Abimayu - Personal Name;
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan., 2021XML Detail Export Citation
Abstract
Peran lembaga pada subsistem agribisnis hilir sangat penting mulai dari kegiatan pengolahan komoditas primer sampai pada pemasaran komoditas serta komoditas primer/produk olahan. adapun Permasalahan Subsistem Agribisnis Hilir kelapa sawit di kabupaten Nunukan dikarenakan beberapa faktor diantaranya yaitu : (1). lembaga yang berpengaruh terhadap berjalannya subsistem agribisnis hilir. (2) Peran lembaga pada subsistem agribisnis hilir sangat penting mulai dari kegiatan pengolahan komoditas primer dan sampai pada pemasaran komoditas serta komoditas primer/produk olahan. (3). lembaga-lembaga terkait yang meningkatkan kualitas nilai dan ekonomi menggunakan pola pemilahan, pengemasan, pengolahan, distribusi dan pemasaran.
Hasil yang diperoleh, terdapat 11 Lembaga yang memiliki peran penting terhadap Subsistem Agribisnis Hilir Kelapa Sawit di Kabupaten Nunukan dan masuk dalam sektor linkage atau memiliki daya dorongan yang besar, tetapi juga dibutuhkan dorongan oleh lembaga yang lain terhadap Subsistem Agribisnis Hilir Kelapa Sawit yakni: (1). Dinas Pertanian dan Perkebunan, (2). Penyuuh Pertanian, (3). PERBANKAN Bank Rakyat Indonesia Kabupten Nunukan, (4). GAPOKTAN/Kelompok Wanita Tani/Kelompok Tani, (5) Tengkulak, (6) Dinas Koperasi, (7). Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMD), (8). Unit Usaha Koperasi, (9). Perusahaan Sawit, (10). Badan Pusat Statistik (11). Balai Karantina Pertanian. Sedangkan lembaga yang perlu diberdayakan adalah lembaga yang berada pada posisi dependent yakni lembaga yang kekuatan pendorong terhadap program lemah, dan sebaliknya ketergantungan terhadap program kuat yaitu : (1) Dinas Perhubungan Infokom, (2) Humas Pemerintah Nunukan.
Kata Kunci: Peran Lembaga, Subsistem Agrbisnis Hilir, Kelapa Sawit
The role of institutions in the downstream agribusiness subsystem is very important, from processing primary commodities to marketing commodities and primary commodities/processed products. The problem of oil palm downstream agribusiness subsystem in Nunukan regency include (1) institutions that influence the running of the downstream agribusiness subsystem, (2) the role of institutions in the downstream agribusiness subsystem from the processing of primary commodities to the marketing of commodities and primary commodities/processed products, (3) related institutions that improve the quality of value and economy using a pattern of sorting, packaging, processing, distribution and marketing. The research used ISM (Interpretative structural modeling) analysis. The results showed that there were 11 institutions that had important roles in the oil palm downstream agribusiness subsystem in Nunukan regency and were included in the linkage sector or had a large driving force, but also needed encouragement by other institutions to the subsystem. Oil palm downstream agribusiness consisted of (1) Agriculture and Plantation Agency, (2) Agricultural Turtle, (3) Bank Rakyat Indonesia in Nunukan regency, (4) GAPOKTAN/Women's Farmer Group, (5) Middlemen, (6) Office of Cooperatives, (7) Community Empowerment Agency and Village Government (BPMD), (8) Cooperative Business Unit, (9) Palm Oil Companies, (10) Central Bureau of Statistics, and (11) Agricultural Quarantine Center Meanwhile. The institutions that needed to be empowered were dependent institutions that weak in driving force for programs or dependent on strong programs, such as (1) Communication, Information, and Communication Services, and (2) Public Relations of the Nunukan Government. Keywords: Role of Institutions, Downstream Agribusiness Subsystem, Oil Palm