Permasalahan yang cukup penting bagi industri rumah tangga adalah pengendalian persediaan bahan baku. dalam hal ini industri rumah tangga lizy bisa saja mengalami kekurangan bahan baku khususnya untuk bahan baku utama yaitu cabai. sehingga dibutuhkan manajemen persediaan yang optimal untuk meminimalisir resiko terhambatnya kegiatan produksi. oleh karena itu resiko-resiko dalam usaha perlu ditangani/dicegah sedini mungkin. tujuan penelitian: (1) mengetahui karakteristik usaha di industri rumah tangga lizy; (2) mengetahui pengendalian persediaan cabai sebagai bahan baku sambal banjar di industri rumah tangga lizy; (3) menganalisis pengendalian persediaan cabai sebagai bahan baku sambal banjar menggunakan analisis economic order quantity, safety stock, reorder point, dan persediaan maksimum. penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode purposive sampling dengan informan kunci, metode analisis menggunakan analisis economic order quantity, safety stock, reorder point dan persediaan maksimum. hasil penelitian: (1) industri rumah tangga lizy adalah usaha rumahan yang memproduksi serta memasarkan aneka produk makanan, salah satunya adalah sambal banjar. industri rumah tangga lizy belum menerapkan pengendalian persediaan bahan baku karena cabai rawit yang dibeli langsung diolah habis dalam sekali produksi; (2) pengendalian persediaan di industri rumah tangga lizy membutuhkan cabai rawit sebanyak 448 kg selama setahun dengan kuantitas sekali pesan sebanyak 4 kg, dan biaya pemesanan selama setahun sebesar rp 1.378.048, biaya penyimpanan selama setahun sebesar rp 350.000 sehingga total biaya persediaan sebesar rp 1.728.048 dalam setahun, dengan lead time selama 3 hari; (3) analisis economic order quantity didapatkan pemesanan yang optimum sebesar 7,9 kg, safety stock sebesar 1,4 kg, reorder point sebesar 5,162 kg dan persediaan maksimum sebesar 9,4 kg. industri rumah tangga lizy sebaiknya menggunakan safety stock, reorder point dan persediaan maksimum untuk mencegah terjadinya kekurangan bahan baku cabai rawit sehingga proses produksi tetap berjalan lancar. kata kunci: cabai rawit, industri rumah tangga, pengendalian persediaan

A crucial problem for home industry is controlling raw material supplies. in anticipating the shortage of chili, as the main raw material, lizy home industry required optimal inventory management to minimize the risk of obstruction of production activities. therefore, risks in the business need to be prevented as early as possible. the research objectives were to (1) determine the characteristics of businesses in the lizy home industry; (2) knowing the control of chili supplies as a raw material for sambal banjar in lizy home industry; (3) analyze the control of chili inventory as a raw material for the sambal banjar. this research was a descriptive study with a quantitative approach that used a purposive sampling method with key informants. the analytical methods used were analysis of economic order quantity, safety stock, reorder points and maximum inventory. the results showed that: (1) lizy home industry was a home-based business that produced and marketed variety of food products, one of which was sambal banjar. lizy home industry did not implement raw material inventory control because the chili which was purchased directly is processed completely in one production; (2) inventory control lizy home industry required 448 kg of cayenne pepper for a year with a one-time quantity of 4 kg, and a yearly ordering fee of rp 1,378,048, a yearly storage cost of rp 350,000. so, the total inventory cost was rp. 1,728,048 in a year, with a lead time of 3 days; (3) the analysis of economic order quantity obtained an optimum order of 7.9 kg, safety stock of 1.4 kg, reorder point of 5.162 kg and a maximum inventory of 9.4 kg. lizy home industry should use safety stock, reorder points and maximum inventory to prevent shortages of the chili so that the production process continues smoothly. keywords: cayenne pepper, home industry, inventory control