UPT. Perpustakaan Universitas Borneo Tarakan | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Perbandingan Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Rumput Laut (Eucheuma cottoni) Antara Sistem Penjemuran Para-Para Dan Hampar Di Kota Tarakan

Perbandingan Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Rumput Laut (Eucheuma cottoni) Antara Sistem Penjemuran Para-Para Dan Hampar Di Kota Tarakan

Pengarang : Heriyanto

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2019
    SKRIPSI

Abstrak Indonesia

Kajian tentang perbandingan kelayakan usahatani secara finansial antara sistem penjemuran para-para dan hampar. analisis kelayakan finansial usahatani ini adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh petani rumput laut dalam melaksanakan suatu kegiatan usahatani, sehingga dapat diketahui apakah usahatani rumput laut yang ada di wilayah pesisir kota tarakan khususnya pantai amal dan tanjung pasir layak untuk dikembangkan ataukah sebaliknya tidak layak untuk dikembangkan.tujuan penelitian: (1) mengetahui perbandingan pendapatan usaha budidaya rumput laut sistem penjemuran para-para dan hampar (2) menganalisis perbandingan kelayakan finansial usaha budidaya rumput laut sistem penjemuran para-para dan hampar (3) menganalisis titik impas usaha budidaya rumput laut sistem penjemuran para-para dan hampar. penelitian ini dilaksanakan ditempat para pembudidaya rumput laut yang berada di pantai amal dan tanjung pasir. penelitian ini mengunakan metode deskriptif dalam meneiliti suatu kelompok manusia, suatu subjek dan suatu kondisi peristiwa pada masa sekarang. metode kualitatif digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai pengambilan sampel sumber data dilakukan secara kuota sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkn. dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah menganalisis biaya, keuntungan, r/c ratio dan break even point. hasil pembahasan tentang perbandingan sistem penjemuran para-para dan hampar dengan pendekatan analisis yang digunakan bahwa perbandingan kedua sistem penjemuran rumput laut tersebut sama-sama layak untuk dilakukan berdasarkan nilai yang ditinjau dari r/c ratio dan bep. berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, maka dapat diperoleh keuntungan petani rumput laut untuk sistem penjemuran para-para dengan rata-rata keuntungan sebesar rp.18.969520 perdua musim tanam, sedangkan keuntungan untuk sistem penjemuran hampar sebesar rp. 22.130.140 perdua musim tanam, kelayakan usahatani dilihat dari nilai r/c ratio kedua sistem penjemuran tersebut, r/c ratio lebih besar dari 1, maka layak untuk dilakukan, nilai bep yang diperoleh antara lain dari nilai bep penerimaan sistem parapara sebesar rp.2.587.520 lebih kecil dari penerimaan rata-rata sebesar rp.23.837.600, sehinga usaha dikatakan layak. sedangkan untuk bep produksi sebesar 157 kg lebih kecil dari rata-rata produksi sebesar 1.436 kg dan untuk bep harga sebesar rp.3.390/kg lebih kecil dari harga jual rata-rata sebesar rp.16.600/kg sehingga usaha layak untuk dijalankan. sedangkan untuk bep penerimaan sistem hampar sebesar rp.1.709.206 lebih kecil dari penerimaan sebesar rp.26.503.680, untuk bep produksi sebesar 106 kg lebih kecil dari produksi rata-rata sebesar 1.632 kg dan untuk bep harga sebesar rp.2.680/kg lebih kecil dari rata-rata harga sebesar rp.16.240/kg, sehinga usaha layak untuk dijalankan. berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang yang diberikan adalah: sebaik nya para petani rumput laut memakai sistem penjemuran para-para, walaupun kedua sistem tersebut sama-sama layak untuk dilakukan akan tetapi ada perbedaan dari segi harga jual rumput laut tersebut, karena harga jual rumput laut sistem penjemuran para-para lebih besar yaitu sebesar rp. 18.000/kg.

Abstrak Indonesia

The study of the comparison of the feasibility of financial farming between the parapara drying system and the stretch. the financial feasibility analysis of the farm is an activity to assess the extent of the benefits that seaweed farmers can obtain in carrying out a farming activity, so that it can be seen whether seaweed farming in the coastal areas of tarakan city, especially the amal and tanjung pasir beaches, should be developed or not otherwise research objectives: (1) knowing the comparison of income of seaweed aquaculture systems for para-and dry beds (2) analyzing the comparison of the financial feasibility of seaweed farming in the para-para drying system (3) analyzing breakeven farming seaweed system for drying the para-para and stretch. this research was conducted at the place of seaweed cultivators located in amal and tanjung pasir beaches. this study uses descriptive methods in analyzing a group of humans, a subject and an event condition in the present. qualitative methods are used to examine the condition of natural objects, where the researcher is taking samples of data sources by quota sampling, which is sampling from populations that have certain characteristics to the amount of quota desired. in this study the data analysis method used was analyzing cost, profit, r / c ratio and break even point. the results of the discussion about the comparison of the para-para drying system and the approach to the analytical approach used that the comparison of the two seaweed drying systems are equally feasible to do based on the values reviewed from the r / c ratio and break even point. based on the results of the analysis carried out, it can be obtained the benefits of seaweed farmers for the para-para drying system with an average profit of rp. 18.969.520 per planting season, while the benefits for the dry drying system are rp. 22.130.140 per planting season, the feasibility of farming is seen from the value of the second r / c ratio of the drying system, the r / c ratio is greater than 1, so it is feasible to do, the bep value obtained is among other things the bep value of para-para system is rp.2.587.520 smaller than the average income of rp.23,837,600, so that the business is said to be feasible. whereas for bep production is 157 kg smaller than the average production of 1,436 kg and for bep the price is rp.3.390 / kg smaller than the average selling price of rp.16,600 / kg so that the business is feasible to run. whereas for the bep acceptance of the spread system amounting to rp. 1.709.206 smaller than the revenue of rp. 26,503,680, for bep production of 106 kg is smaller than the average production of 1,632 kg and for bep the price is rp. 2.680 / kg moresmall from the average price of rp. 16,240 / kg, so the business is feasible to run. based on the results of the research conducted, the advice given is: it is better for seaweed farmers to use the para-drying system, although both systems are equally feasible but there are differences in terms of the selling price of seaweed, because of the selling price seaweed the para-para drying system is greater, which is rp. 18,000 / kg.