
Analisis Pemetaan Budaya Organisasi Menggunakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Borneo Tarakan
Pengarang : Johansyah
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2022Abstrak Indonesia
Penelitian ini bertujuann untuk menganalisis pemetaan budaya organisasi pada fakultas ekonomi universitas borneo tarakan. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random sampling. sampel dalam penelitian ini adalah fakultas ekonomi yaitu: mahasiswa, alumni, dosen dan staff fakultas ekonomi berjumlah sebanyak 93 responden. metode analisis yang digunakan adalah organizational culture assessment instrument (ocai) dengan bantuan microsoft excel 2010. hasil penelitian menunjukan bahwa profil budaya organisasi “saat ini” yang lebih dominan dirasakan ialah budaya klan yang berfokus pada pengembangan sdm, loyalitas dan fungsi organisasi sebagai keluarga (clan) dan budaya hierarki yang berfokus pada lingkungan budaya kerja yang terstruktur dan memiliki kontrol yang kuat (hierarchy). sedangkan profil budaya organisasi yang “diharapkan” lebih dominan mempertahankan budaya klan serta menginginkan perubahan budaya baru dimasa mendatang yaitu budaya adhokrasi (adhocracy) yang berfokus menciptakan lingkungan kerja yang dinamis, tidak terlalu dibatasi oleh struktur sehingga anggota organisasi dapat dengan bebas menggali dan menyalurkan ide-ide kreativitas serta berani untuk berinovasi.
Abstrak Indonesia
This research aimed to analyze the organizational culture mapping at faculty of economics, universitas borneo tarakan. this research used a descriptive-quantitative approach. the samples were collected using a stratified random sampling method. the samples were 93 respondents consisting of students, alumni, lecturers, and staff members of faculty of economics. the data were then analyzed using organizational culture assessment instrument (ocai) equipped with microsoft excel 2010. the results show that the profile of “current” organizational culture was more dominantly perceived as clan culture focusing on human resource development, loyalty, and organizational function as family (clan) as well as hierarchical culture focusing on the structured working culture environment with a strong control (hierarchy). meanwhile, the “expected” organizational culture profil was more dominant to maintain clan culture and expect the new cultural changes in the future, namely the adhocracy culture focusing on creating a dynamic working environment, not greatly limited by the structure, so that the members of organization could freely explore and express their creative ideas and innovations.