Kawasan konservasi mangrove bekantan (kkmb) di kota tarakan kalimantan utara dibangun untuk melestarikan ekosistem mangrove dan satwa liar dalam perkembangannya diarahkan sebagai daerah tujuan ekowisata alternatif. namun, memiliki pesona pariwisata yang layak untuk dikunjungi. tarif yang berlaku saat ini untuk menuju ke konservasi mangrove bekantan di kota tarakan sebesar rp 5.000,- masih sangat rendah jika dibandingkan tarif wisata lain. untuk mengetahui nilai intrinsik dilakukan dengan melakukan penilaian besarnya nilai manfaat ekonomi kawasan konservasi mangrove bekantan (kkmb) di kota tarakan dengan menggunakan pendekatan metode biaya perjalanan dan analisis wtp (willingness to pay). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend jumlah kunjungan terhadap wisata hutan mangrove pada 5 tahun mendatang, untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan terhadap kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan, dan untuk mengetahui nilai ekonomi kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode least square, analisis regresi linier berganda , dan menggunakan metode biaya perjalanan individu dan analisis wtp (willingness to pay ). sampel pada penelitian ini adalah pengunjung kawasan konservasi mangrove bekantan dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. penentuan sampel menggunakan accedential sampling dan kuota sampling. hasil analisis trend yang dilakukan tahun 2015 sebagai tahun dasar maka, jumlah pengunjung kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan dari tahun 2018-2022 diperkirakan mencapai 164.888,5 pengunjung. rata-rata penurunan kunjungan per tahun sebanyak 977,9 orang. hasil analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel jumlah kunjungan (y) yaitu variabel biaya perjalanan (x1) dengan signifikan (0,000< 0,05) dengan koefisien sebesar 0,564 dan variabel jarak (x4) dengan signifikan (0,000 < 0,05) dengan koefisien sebesar 0,707 adapun variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan yaitu variabel pendapatan (x2) dengan signifikan (0,937 > 0,05) dan variabel variabel umur (x3) dengan signifikan (0,128 > 0,05). rata-rata biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh 100 responden atau pengunjung adalah rp 20.330 dan nilai ekonomi kawasan konservasi mangrove bekantan kota tarakan dan hasil perhitungan nilai twtp (total willingness to pay) responden sebesar rp 348.752.600/tahun. adapun kesimpulannya yaitu hasil analisis trend yang dilakukan di kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan pada 5 tahun mendatang diperkirakan mencapai 164.888,5 pengunjung. rata-rata trend penurunan kunjungan per tahun sebanyak 977,9 orang, hasil analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa variabel biaya perjalanan (x1) dan variabel jarak ( x4) berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan di kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan. adapun variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah kunjungan yaitu pendapatan (x2), umur (x3), rata-rata biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh 100 responden untuk dapat berkunjung ke kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan adalah sebesar rp 20.330. berdasarkan hasil perhitungan wtp dengan biaya perjalanan diperoleh nilai twtp (total willingness to pay) responden kawasan konservasi mangrove bekantan sebesar rp 348.752.600/tahun, dimana populasinya merupakan jumlah pengunjung kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan pada tahun 2017.adapun saran untuk kawasan konservasi mangrove bekantan di kota tarakan yaitu dibutuhkan peningkatan mutu pelayanan, terutama dengan pengelolaan fasilitas yang lebih baik seperti perawatan fasilitas umum, seperti kamar mandi, tempat parkir, tempat sampah, tempat duduk, gazebo, dan pemeliharaan hutan mangrove sendiri agar lebih di rawat dan dilestarikan, penambahan fauna bekantan diperbanyak agar dapat menarik minat pengunjung maupun wisatawan kawasan konservasi mangrove bekantan (kkmb), pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan pihak swasta dalam pengelolaannya.

Conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) in north kalimantan tarakan built to conserve mangrove ecosystems and wildlife in its development as the destination area ecotourism alternative. the entry rates to convservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) at rp 5,000 very low compared to other tourist rates. so that it was necessary to evaluate the value of the economic benefits of conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb). this research aims to know the trend of number of visits conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) in the next 5 years, to know what factors affect the number of tourists visit conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb), and to know the economic value of conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb). the methods used in this research was the least square method, multiple linear regression analysis, and the method of individual travel costs and analysis of wtp (willingness to pay). the sample in this research was the visitors of conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) with the number of respondents as many as 100 people. determination of the sample using the accedential sampling and quota sampling. the results of the trend analysis with 2015 as a basis then, the number of visitors of conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) from 2018-2022 year is estimated at 164,888.5 visitors. the average decline in visits per year as much as 977.9 visitors. multiple linear regression analysis results showed that the variables that influence significantly to a variable number of visits (y) were the variable cost of travel (x1) with significant (0.000 < 0.05) with a coefficient of 0.564 and variable distance (x4) with significant (0.000 < 0.05) with a coefficient of 0.707 as for variables that do not affect significantly to the number of visits were. the income variables (x2) with significant (0.05 > 0.937) and variable variables age (x3) and significant (0.128 > 0.05). the average travel costs incurred by the respondent or 100 visitors was rp 20,330 and economic value of conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) and calculation result value twtp (total willingness to pay) the respondents amounted to rp 348.752.600/ of the year. as for the conclusion, namely the trend analysis results done in mangrove conservation area proboscis monkey in the town of tarakan in the next 5 years is estimated to reach 164,888.5 visitors. the average trend of the decline in visits per year as much as 977.9 people, multiple linear regression analysis results indicate that the variable cost of travel (x1) and variable distance (x4) effect significantly to the number of visits in the conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb). as for the variables do not affect significantly to the number of visits that was income (x2), age (x3), the average travel costs incurred by 100 respondents to be able to visit the mangrove conservation area in the town of tarakan was the proboscis monkey of rp 20,330. based on the results of the calculation of the wtp with twtp value obtained travel expenses (total willingness to pay) mangrove conservation area respondents proboscis monkey was rp 348.752.600/year, where the population was visitor of conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) 2017. as for the suggestion to conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb) were required an increase in the quality of service, especially with the management of facilities such as a maintenance of public facilities, such as a bathroom, a parking lot, trash, seating, gazebo, and maintenance of the mangrove forests to be more cared for and preserved, the addition of proboscis monkey in order to attract visitors conservation area for mangrove and proboscis monkey (kkmb), the government can do cooperates with private sector in its management.