
Analisis Tingkat Keramahan Lingkungan Dan Pendapatan Nelayan Pukat Kurau (Bottom Gill Net) Di Beringin Kota Tarakan
Pengarang : Nur Aripawati
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2021Abstrak Indonesia
Masyarakat di beringin sebagian besar bekerja sebagai nelayan alat tangkap pukat kurau (bottom gill net). nelayan memilih pukat kurau karena harga produksi relatif murah dan bahan-bahan mudah di dapat. nelayan pukat kurau masih jarang menghitung secara rinci biaya yang diterima pada saat melakukan produksi sehingga keuntungan yang dihasilkan tidak diketahui. tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat keramahan lingkungan dan pendapatan nelayan pukat kurau (bottom gill net) di beringin. metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel. pengumpulan data menggunakan pendekatan observasi yaitu melakukan pengamatan terhadap hasil tangkapan utama (ikan kurau) dan hasil tangkapan sampingan (ikan kakap merah, ikan arut, ikan tenggiri), serta menggunakan pendekatan survei yaitu teknik wawancara. hasil analisis tingkat keramahan lingkungan menunjukkan alat tangkap pukat kurau masuk dalam kategori alat tangkap yang sangat ramah lingkungan dengan skor 29.9 sesuai ketentuan ccrf – fao, sedangkan hasil analisis pendapatan nelayan menghasilkan keuntungan sebesar rp 31.244.380 per bulan dan nilai b/c ratio pada nelayan pukat kurau lebih dari 1 sehingga alat tangkap ini menghasilkan keuntungan dan layak untuk dijalankan. kata kunci: beringin, keramahan lingkungan, pendapatan, pukat kurau, tarakan
Abstrak Indonesia
Most of the people in beringin work as fishermen who use bottom gill net fishing gear. they choose the trawl because the production price is relatively cheap and the materials are easy to get. the fishermen rarely calculate in detail the costs received during production, so the profit generated is not known. the purpose of this study was to determine the level of environmental friendliness and income of the fishermen who used the bottom gill net in beringin. this research used descriptive quantitative method. data were collected by observing the main catch (kurau fish) and the additional catch (red snapper, arut fish, mackerel), and using interview technique. the results showed that trawl fishing gear was environmental friendly with a score of 29.9 according to the ccrf - fao provisions. the fishermen generated a profit of rp. 31,244,380 per month and the b/c ratio value for fishermen was more than 1, so that this fishing gear was profitable and feasible to use. keywords: beringin, environmental friendliness, income, pukat kurau, tarakan