
Makna Tradisi Kiwon Talu Landom Pada Pernikahan Suku Tidung Di Kota Tarakan (Kajian Semiotika)
Pengarang : Endang Sahriyani
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2022Abstrak Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna tradisi kiwon talu landom pada pernikahan suku tidung di kota tarakan kajian semiotika. jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriftif. data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa jawaban atau pemaparan hasil wawancara yang disampaikan secara lisan oleh informan yang diwawancarai. pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, rekam, simak dan catat. penyajian data berupa analisis deskriftif dengan menganalisis data dalam bentuk tabel kemudian melakukan penguraian data berupa makna yang terdapat pada setiap benda, tindakan dan tuturan yang terdapat pada tradisi kiwon talu landom pada pernikahan suku tidung yang dianalisis menggunakan teori segitiga semiotika peirce di mana data awal yang diperoleh merupakan bagian dari tanda/representamen kemudian menentukan objek dari data yang diperoleh dan yang terakhir adalah menentukan makna dari data yang telah diperoleh yang disebut dengan interpretasi. hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tradisi kiwon talu landom atau malam tiga bermalam merupakan sebuah tradisi lanjutan dari pernikahan suku tidung yang dilaksanakan pada malam ketiga setelah pernikahan, adapun beberapa tradisi yang dilaksanakan pada saat kiwon talu landom di antaranya yaitu sedulang, jepin dan bebalon. kiwon talu landom memiliki makna perkenalan antara mempelai laki-laki dan mempelai wanita selama dua hari dua malam, kemudian pada malam ketiga barulah kedua mempelai diperbolehkan menjalin hubungan suami istri. pada keesokan harinya setelah tradisi kiwon talu landom dilaksanakan lagi beberapa tradisi di antaranya yaitu bejiyu, betamot serta nyembaloy dan juga tradisi lainya yaitu minum air, ngabut lading dan kidaw batu. terdapat 24 data yang berupa benda, tindakan serta tuturan dalam tradisi kiwon talu landom yang terdiri atas 13 data berbentuk benda, 8 berbentuk tindakan dan 3 berbentuk tuturan.
Abstrak Indonesia
This study aimed to figure out the meaning of kiwon talu landom tradition in the wedding of tidung tribe in tarakan based on the perspective of a semiotic study. this research was classified into a descriptive-qualitative study. the data obtained in this research were in the form of oral answers or explanations of interviews with informants. the data were collected using interviews, recording, listening and note-taking techniques. the data were then presented in the form of descriptive analysis in the form of tables, explained based on the meaning contained in each object, action, and utterance from the kiwon talu landom tradition at the wedding of tidung tribe, and further analyzed using peirce's semiotic triangle theory where the obtained initial data were parts of sign/representation determining the objects of the obtained data, and the last was determining in the meanings of the obtained data known as interpretation. the research results show that the kiwon talu landom tradition or malam ketiga bermalam was a tradition continuing the wedding of tidung tribe held on the third night after wedding, while several traditions held during the kiwon talu landom tradition included sedulang, jepin and bebalon. kiwon talu landom meant introducing the groom to the bride for two days and two nights., then the bride and groom are allowed to have a husband-and-wife relationship on the third night. on the next day, after kiwon talu landom, several traditions were held, such as bejiyu, betamot, and nyembaloy as well as other traditions, including minum air (drinking water), ngabut lading and kidaw batu. there were 24 data in the form of objects, actions, and utterances in this kiwon talu landom tradition consisting of 13 data in the form of objects, 8 data in the form of actions, and 3 data in the form of utterances.