
Optimalisasi Perendaman Artemia Salina Dengan Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma malabathricum L.) Pada Laju Pertumbuhan Benur Udang Windu (Penaeus monodon)
Pengarang : Satiti Rahayu
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2021Abstrak Indonesia
Salah satu penyebab penurunan produksi benur udang windu dikarenakan pertumbuhan yang lambat dan mortalitas yang tinggi.. pengunaan bahan alam dapat menjadi alternatif solusi untuk mempercepat pertumbuhan dan menekan mortalitas. tumbuhan karamunting merupakan tumbuhan perdu yang tidak bernilai ekonomis serta banyak ditemukan di indonesia khususnya di daerah kalimantan, tumbuhan ini mengandung lanosterol sebagai precursor pertumbuhan udang. penelitian ini dilakukan terdiri dari beberapa tahapan: (1). ekstraksi tumbuhan karamunting (melastoma malabathricum), (2). perlakuan pengkayaan artemia menggunakan ekstrak daun karamunting (konsentrasi 100 ppm), dengan lama perendaman (dipping) yang berbeda. perlakuan kontrol (p1), perlakuan perendaman 8 jam (p2), 16 jam (p3), dan 24 jam (p4) (3). pemberian artemia pada udang windu (penaeus monodon) selama 4 minggu (4). pengukuran parameter kelangsungan hidup benur udang windu (spesific growth rate) dan (5) analisis data. hasil statistik menunjukkan bahwa spesific growth rate dengan pemberian ekstrak etanol karamunting menunjukkan berbeda nyata (p?0,05). nilai spesific growth rate tertinggi didapatkan pada perlakuan p2, yakni; 5,66 %. ekstrak daun karamunting memiliki potensi sebagai growth promotor pada pertumbuhan benur udang windu. kata kunci: karamunting, melastoma malabhatricum, benur penaeus monodon, sgr, pertumbuhan
Abstrak Indonesia
One of the causes of the decline in the production of benur shrimp windu due to slow growth and highmortality. the use of natural materials can be an alternative solution to accelerate growth and reduce mortality. karamunting plant is a perdu plant that is not economically valuable and is found in indonesia, especially in kalimantan, this plant contains lanosterol as a precursor to shrimp growth. the study consisted of several stages: (1). karamunting plant extraction (melastoma malabathricum) (2). artemia-addning treatment uses karamunting leaf extract (concentration 100 ppm), withdifferent lengths ofimmersion (dipping). control treatment (p1), 8-hour immersion treatment (p2), 16 hours (p3), and 24 hours (p4) (3). giving artemia to shrimp windu (penaeus monodon) for 4 weeks (4). measurement of survival parameters of windu shrimp benur(spesific growth rate)and (5) analysis of data. the statistical results show that the spesific growth rate with the administration of ethanol extract karamunting shows a real difference (p?0.05). the highest spesific growth rate value is obtained in p2 treatment, namely; 5,66%, keywords: karamunting, melastoma malabhatricum, benur penaeus monodon, sgr, growth