
Campur Kode Dalam Interaksi Jual Beli di Pasar Gusher Kota Tarakan
Pengarang : Indah Permata Sari
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2015Abstrak Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk campur kode serta faktor-faktor yang mempengaruhi campur kode di pasar gusher kota tarakan. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata lisan dari penutur yang diamati. peneliti mengamati bentuk dan faktor yang mempengaruhi campur kode yang terdapat dalam tuturan interaksi jual beli yang dilakukan penjual dan pembeli yang terdapat di pasar gusher kota tarakan. penyajian data dalam penelitian ini berupa tuturan yang masing-masing diklasifikasi berdasarkan wujudnya, seperti kata, frasa, dan klausa. berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa campur kode dalam interaksi jual beli di pasar gusher kota tarakan termasuk campur kode ke dalam (inner code-mixing), karena berasal dari bahasa bugis – indonesia. adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain sebagai berikut: disebabkan oleh kebiasaan atau ketergantungan penutur dalam menggunakannya ke dalam bahasa sehari-hari dan merupakan pilihan kata atau frasa yang sopan. kebiasaan atau ketergantungan penutur dalam menggunakannya ke dalam bahasa sehari-hari. si penutur ingin menekankan kata-kata yang dianggap penting, sehingga si lawan tutur mudah memahami makna yang ingin disampikan si penutur. si penutur mencampurkan bahasa indonesia dengan bahasa bugis dalam tuturannya sehingga kebiasaan ini berpengaruh terhadap tuturan interaksinya. kebiasaan penutur dalam menggunakan kata tersebut, serta tidak adanya ungkapan yang tepat dalam bahasa yang sedang dipakai penutur, sehingga memasukkan bahasa bugis di dalam tuturannya. si penutur ingin mengulang tuturan yang perlu mendapatkan tekanan atau untuk memperjelas suatu tuturan sebelumnya. untuk membuat suasana menjadi akrab dan santai. merupakan kata yang sopan dan lazim digunakan oleh penutur suku bugis untuk berkomunikasi dengan teman sebaya atau yang lebih tua. si penutur ingin memberikan tekanan pada frasa. serta disebabkan oleh kebiasaan penutur dalam menggunakan bahasa bugis untuk berinteraksi jual beli.
Abstrak Indonesia
Tidak Tersedia Deskripsi