
Analisis Kepuasan dan Strategi Pengembangan Balai Adat Tidung dan Budaya Kota Tarakan
Pengarang : sintia erlina halid
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2020Abstrak Indonesia
Kota tarakan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ±18 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi antara 3°.14’30”–3°.26’37” lintang utara dan 117°.30’50”–117°.40’12” bujur timur. luas wilayah kota tarakan adalah 657,33 km2 dengan daratan seluas 250,80 km2 dan lautan seluas 406,53 km2. penelitian ini menggunakan skala likert untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung dan analisis swot (strength, opportunities, weakness, threat) untuk mengetahui strategi pengembangan balai adat tidung dan budaya kota tarakan. teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, dan pendapat dari responden penelitian yaitu masyarakat yang pernah berkunjung ke balai adat tidung dan budaya kota tarakan pada bulan januari sampai maret melalui pengisian kuesioner. hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pengunjung terhadap aspek yang terdapat di balai adat tidung dan budaya kota tarakan tersebut yaitu, pengunjung merasa sangat puas terhadap fasilitas mushola dan relief. selanjutnya pengunjung merasa puas terhadap fasilitas gerbang, area parkir, loket karcis, pagar, tempat sampah, loker, rumah gubuk, kebersihan, dan keamanan. kemudian pengunjung merasa cukup puas/ netral terhadap fasilitas bangku, tanaman, dan toilet. selain itu pengunjung merasa tidak puas terhadap fasilitas kolam. adapun strategi pengembangan yang sebaiknya digunakan dalam pengembangan balai adat tidung dan budaya kota tarakan adalah strategi wo (weakness - opportunity). strategi ini meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang. alternatif strategi wo yang telah dirumuskan adalah harga karcis masuk diturunkan atau sama dengan harga karcis objek wisata lain yang serupa, menambah jumlah tempat sampah agar pengunjung balai adat terutama ketika ada kegiatan tidak membuang sampah sembarangan, pengelola secara berkala membersihkan kolam agar semakin menarik pengunjung, pemerintah membuat dan secara aktif mengelola akun media sosial balai adat sebagai ajang promosi, dan pemerintah menyediakan tempat khusus untuk umkm menjual produk khas suku tidung maupun kota tarakan.
Abstrak Indonesia
The city of tarakan is a lowland with an average height of ± 18 meters above sea level, located at a position between 3 ° .14'30 "–3 ° .26'37" north latitude and 117 ° .30'50 "–117 ° .40'12 ”east longitude. the total area of ??tarakan city is 657.33 km with a land area of ??250.80 km2 and the sea covering an area of ??406.53 km2. this study uses a likert scale to determine the level of visitor satisfaction and swot analysis (strength, opportunities, weakness, threat) to determine the development strategy of the tidung traditional and cultural center of tarakan city. data collection techniques were carried out by observation, documentation, and the opinions of research respondents, namely the people who had visited the tidung traditional and cultural center of tarakan city from january to march through filling out a questionnaire. the results showed that the level of visitor satisfaction with the aspects contained in the tidung traditional and cultural center of tarakan city, namely, visitors were very satisfied with the prayer and relief facilities. furthermore, visitors are satisfied with the gate facilities, parking area, ticket booths, fences, trash cans, lockers, shanties, cleanliness and security. then visitors feel quite satisfied / neutral with the benches, plants and toilet facilities. in addition, visitors are not satisfied with the pool facilities. the development strategy that should be used in the development of the tidung traditional and cultural center for the city of tarakan is the wo (weakness - opportunity) strategy. this strategy minimizes weaknesses and takes advantage of opportunities. an alternative wo strategy that has been formulated is that the entrance ticket price is lowered or the same as the ticket price for other similar tourist objects, increasing the number of bins so that visitors to the traditional hall, especially when there is no littering activity, the manager regularly cleans the pool to attract more visitors, the government create and actively manage social media accounts of the traditional hall as a promotional event, and the government provides a special place for msmes to sell products typical of the tidung tribe and the city of tarakan.