
Studi Analisis Kinerja Simpang Tidak Bersinyal Di Bundaran Gitajalatama Kota Tarakan (Studi Kasus Persimpangan Jalan Jendral Sudirman - Jalan P.Diponegoro Jalan Panglima Batur - Jalan Re. Martadinata)
Pengarang : Rasyidi
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2015Abstrak Indonesia
Padatnya penduduk di kota-kota besar merupakan faktor yang menyebabkan permasalahan lalu lintas. tarakan adalah salah satu kota kecil di indonesia yang memiliki tingkat mobilitas dan kesibukan penduduk yang tinggi. oleh karena itu, kemacetan pada persimpangan re. martadinata, jend.sudirman, p.diponegoro, dan panglima batur merupakan salah satu dampak dari pertumbuhan lalulintas yang cukup tinggi dan belum berfungsinya sistem lalulintas secara baik. dengan memperhatikan kondisi geometri jalan, volume arus lalulintas, hambatan samping dan lingkungan simpang yang merupakan daerah komersil, maka dicoba untuk mengatasi dengan manajemen simpang baik dengan menggunakan manajemen simpang tak bersinyal. cara penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan survei di lapangan untuk mendapatkan data primer maupun data sekunder yang kemudian akan diolah dengan menggunakan manajemen simpang. perencanaan menggunakan acuan manual kapasitas jalan indonesia (mkji) 1997 dan program excel 2010 untuk mengolah data lalulintas. data lalulintas diperoleh dari pencacahan jumlah kendaraan di lapangan yang dilakukan selama 3 hari (27, 28, 29 dan 31 juli 2015) pada jam-jam sibuk dan disajikan dalam bentuk tabel data kendaraan dan kemudian perilaku lalulintas simpang dapat dianalisis. untuk simpang tak bersinyal dipakai usig-1 dan usig-2 dan untuk bagian jalinan (bundaran) dipakai rweav-i dan rweav-ii. dari data yang digunakan pada jam hari rabu 06.30 – 07.30 jam sibuk pagi yang dianggap mewakili hasil survei selama 3 (tiga) hari, didapatkan nilai derajat kejenuhan (ds) = 0,79, kapasitas dasar (co) = 2900 smp/jam, kapasitas (c) = 3,649 smp/jam, arus lalulintas (q) = 4647 smp/jam, tundaan (d) = 12.78 det/smp, dan peluang antrian (qp%) = 49.584 – 24.899 pada simpang tersebut, dan untuk bagian jalinan (bundaran) tingkat pelayanannya juga masih layak dalam melayani arus lalu lintas. hal ini dapat menunjukan dengan nilai derajat kejenuhan (ds) ? 0,75 untuk setiap bagian jalinannya pada arus lalu lintas jam puncak tahun 2015.
Abstrak Indonesia
The density of the population in big cities is a factor that causes traffic problems. tarakan is a small city in indonesia which has a degree of mobility and a flurry of high population. hence, the congestion at interchanges re. martadinata, jend.sudirman, p.diponegoro, and panglima batur is one of the effects of traffic growth is quite high and the non-functioning traffic system as well. by paying attention to the road geometry conditions, the volume of traffic flow, environmental constraints and adverse side which is a commercial area, it was attempted to cope with the intersection good management by using not signalized intersection management. the way research is to conduct a survey in the field to obtain data and secondary data which will then be processed using intersection management. planning referring indonesian highway capacity manual (ihcm) 1997 and excel 2010 program to process the data traffic. data traffic is obtained from counting the number of vehicles in the field are carried out for 3 days (27, 28, 29 and july 31 2015) at peak hours and presented in tabular form and then the vehicle data traffic intersection behavior can be analyzed. for signalized intersections not used usig-1 and usig-2 and to section interwoven (roundabout) used rweav-i and rweav-ii. from the results of the analysis conducted obtained on the wednesday 6:30 to 07:30 in the morning rush hour that is supposed to represent the results of the survey for 3 (three) days, obtained the degree of saturation (ds) = 0.79, basic capacity (co) = 2900 smp / h, capacity (c) = 3.649 smp / hour, flow traffic (q) = 4647 smp / hour delay (d) = 12.78 sec / smp, and opportunities queue (qp%) = 49584-24899 on the intersection, and for part interwoven (roundabout) the level of service is also still worthy to serve the traffic flow. it can show the value of degree of saturation (ds) ? 0.75 for each part of the fabric of the peak hour traffic flows in 2015.