Proses pembangunan proyek kontruksi gedung pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya, situasi dalam lokasi proyek mencerminkan karakter yang keras dan kegiatannya terlihat sangat kompleks dan sulit dilaksanakan sehingga dibutuhkan stamina yang prima dari pekerja yang melaksanakannya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pekerjaan konstruksi ini merupakan penyumbang angka kecelakaan yang cukup tinggi. banyaknya kasus kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja sangat merugikan banyak pihak. kecelakaan kerja sering terjadi akibat kurang dipenuhinya persyaratan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. dalam hal ini pemerintah sebagai penyelenggara negara mempunyai kewajiban untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja. hal ini direalisasikan pemerintah dengan dikeluarkannya peraturan-peraturan seperti : uu ri no. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, undang-undang no. 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek), dan peraturan menteri tenaga kerja no: per.05/men/1996 mengenai sistem manajemen k3. data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuisioner (primer) dan beberapa observasi serta wawancara langsung dengan karyawan pt.anggadita teguh putra. di tarakan. teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan uji hipotesis, yaitu uji f dan uji t. dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas peraturan dan prosedur k3 (x2) dan kompetensi pekerja terhadap k3 (x) secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pekerja kontruksi, dimana pengaruh variabel x2 sebesar 0,520 sedangkan variabel x4 berpengaruh sebesar 0,431. pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel peraturan dan prosedur k3 (x2) berpengaruh dominan dibandingkan variabel kompetensi pekerja terhadap k3 (x4)

The process of building construction projects in general is an activity that contains a lot of elements of danger, the situation in the project site reflects the harsh character and its activities look very complex and difficult to carry out so that excellent stamina is needed from the workers who carry it out, but it cannot be denied that this construction work is the contributor to accidents is quite high. the number of work accidents and occupational diseases is very detrimental to many parties. occupational accidents often occur due to poor fulfillment of requirements in the implementation of occupational safety and health. in this case the government as the organizer of the state has the obligation to provide protection to workers. the government realized this by issuing regulations such as: ri law no. 1 of 1970 concerning work safety, law no. 3 of 1992 concerning workers' social security (jamsostek), and minister of manpower regulation no: per.05 / men / 1996 concerning the osh management system. the data used in this study were obtained from the questionnaire (primary) and some observations and interviews directly with employees of pt. anggadita teguh putra. in tarakan. the analysis technique used is multiple regression analysis using hypothesis testing, namely the f test and the t test. from the results of the study showed that the independent variables of rules and procedures k3 (x2) and the competence of workers towards k3 (x4) simultaneously and partially had a significant effect on the performance variables of construction workers, where the influence of variable x2 was 0.520 while the variable x4 had an effect of 0.431. in this study shows that the variables of rules and procedures k3 (x2) have a dominant effect compared to the variable of employee competence on k3 (x4).