
PERAN KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KAKAO DI DESA METUN SAJAU KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA
Pengarang : Muhammad Ammar Darwisi
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2025Abstrak Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kemitraan antara petani kakao dan pt. pesona khatulistiwa nusantara terhadap pendapatan petani di desa metun sajau, kabupaten bulungan, kalimantan utara. latar belakang penelitian ini didasari oleh pentingnya subsektor perkebunan, khususnya komoditas kakao, dalam meningkatkan pendapatan petani serta kontribusinya terhadap devisa negara. namun, rendahnya produktivitas dan keterbatasan akses petani terhadap teknologi dan pasar menjadi kendala utama yang dihadapi. penelitian ini menggunakan 60 responden, yang terdiri dari 30 petani mitra dan 30 petani non mitra yang dipilih melalui purposive dan sensus sampling dengan luas lahan minimal 500 m². hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kemitraan yang terjalin berbentuk kerjasama operasional agribisnis, di mana pt. pkn memberikan pembinaan teknis, sarana produksi, dan akses pasar kepada petani. hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pendapatan petani mitra dan petani non-mitra. petani mitra memperoleh rata-rata pendapatan yang lebih tinggi sebesar rp77.600 dibandingkan dengan petani non-mitra. uji levene menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,007, yang mengindikasikan bahwa asumsi homogenitas varians tidak terpenuhi. oleh karena itu, analisis dilanjutkan dengan menggunakan hasil t-test pada asumsi varians tidak sama, dengan nilai signifikansi (2-tailed) sebesar 0,042 (< 0,05), yang menyatakan perbedaan pendapatan signifikan secara statistik.. dengan demikian, kemitraan antara petani dan perusahaan memiliki kontribusi penting dalam meningkatkan efisiensi budidaya, pendapatan petani, serta keberlanjutan sektor perkebunan. kata kunci: kakao, kemitraan, pendapatan, usahatani
Abstrak Indonesia
His study aimed to analyze the role of partnerships between cocoa farmers and pt. pesona khatulistiwa nusantara (pkn) on farmers' income in metun sajau village, bulungan regency, north kalimantan. the study was motivated by the vital role of the plantation subsector, particularly cocoa commodity, in increasing rural income and contributing to national foreign exchange. despite this potential, cocoa farmers continued to face challenges such as low productivity and limited access to technology and markets. a total of 60 respondents were selected, comprising 30 partner farmers and 30 non-partner farmers, using purposive and census sampling with a minimum landholding of 500 m². the partnership model applied was agribusiness operational cooperation, in which pt. pkn provided technical guidance, production facilities, and market access to farmers. the findings revealed a significant income difference between the two groups. partner farmers earned an average income of rp77,600, substantially higher than their non-partner counterparts. levene's test showed a significance value of 0.007, indicating unequal variances. therefore, an independent t-test assuming unequal variances was conducted, which yielded a significance value (2-tailed) of 0.042 (< 0.05), confirming that the income difference was statistically significant. thus, the partnership between farmers and companies had an important contribution in increasing cultivation efficiency, farmers' income, and the long-term sustainability of the plantation sector. keywords: cocoa, partnership, farmers' income, agribusiness, plantation sustainability