UPT. Perpustakaan Universitas Borneo Tarakan | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of PENGARUH PERBEDAAN WAKTU TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DALAM SISTEM TUMPANGSARI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna Radiata L.) DAN JAGUNG (Zea Mays L.)

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI DALAM SISTEM TUMPANGSARI TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna Radiata L.) DAN JAGUNG (Zea Mays L.)

Pengarang : Annisa B.

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2025
    SKRIPSI

Abstrak Indonesia

Kacang hijau (vigna radiata l.) dan jagung (zea mays l.) merupakan jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan pakan. oleh karena itu, dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, beberapa dari sebagian petani menerapkan sistem budidaya tumpangsari. salah satu pemicu keberhasilan tumpangsari adalah pengaturan terhadap waktu tanam. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh perbedaan waktu tanam terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang hijau dan jagung dalam sistem tumpangsari. rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (rak) 1 faktor dengan 5 perlakuan yaitu; p1: monokultur tanaman kacang hijau, p2: monokultur tanaman jagung, p3: tumpangsari kacang hijau dengan jagung ditanam pada waktu bersamaan, p4: tumpangsari dengan penanaman kacang hijau 2 mst jagung, p5: tumpangsari kacang hijau dengan jagung pada penanaman jagung 2 mst kacang hijau, perlakuan diulang sebanyak 6 kali dengan 3 tanaman per unit percobaan. data pertumbuhan dan produksi dianalisis dengan sidik ragam (anova) dan diuji lanjut dengan dmrt. evaluasi hasil tumpangsari dilakukan dengan menghitung nilai ler (land equivalent ratio), ryt (relative yield total), cr (competitive ratio) dan ai (agresivity index). berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa perbedaan waktu tanam dalam tumpangsari berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman dan produksi jumlah cabang, jumlah polong dan berat brangkasan kering kacang hijau. perbedaan waktu tanam dalam tumpangsari juga berpengaruh nyata terhadap parameter pertumbuhan tinggi tanaman 2 mst, jumlah daun 4 mst, luas daun 2 mst dan produksi diameter tongkol dan berat 1000 biji jagung. berdasarkan nilai evaluasi tumpangsari maka p3 merupakan perlakuan terbaik dengan nilai ler >1 yaitu 1,45 artinya sistem tumpangsari layak diterapkan, nilai ryt >1 yaitu 1,27 yang mengindikasikan adanya keuntungan, esp sebesar 0,18, artinya tumpangsari kacang hijau dan jagung ditanam pada waktu bersamaan lebih efektif dari segi waktu dan pemanfaatan sumberdaya lahan. kata kunci : evaluasi tumpangsari, jagung, kacang hijau, monokultur, tumpangsari, waktu tanam

Abstrak Indonesia

Mungbean (vigna radiata l.) and maize (zea mays l.) are crops widely utilized as food and feed sources. therefore, to meet community needs, some farmers implement intercropping cultivation systems. one key factor for successful intercropping is the arrangement of planting times. this study aims to determine the effect of different planting times on the growth and yield of mungbean and maize plants in an intercropping system. the experimental design used was a randomized block design (rbd) with one factor and five treatments: p1: mungbean monoculture, p2: maize monoculture, p3: mungbean intercropped with maize planted simultaneously, p4: intercropping with mungbean planted 2 weeks after planting (wap) maize, p5: intercropping mungbean with maize planted 2 wap mungbean. each treatment was replicated six times with three plants per experimental unit. growth and yield data were analyzed using analysis of variance (anova) and further tested with duncan's multiple range test (dmrt). intercropping results were evaluated by calculating the land equivalent ratio (ler), relative yield total (ryt), competitive ratio (cr), and aggressivity index (ai). based on the research findings, it can be concluded that different planting times in intercropping significantly affected mungbean growth parameters, including plant height, number of branches, number of pods, and dry biomass weight. different planting times in intercropping also significantly affected maize growth parameters, including plant height at 2 wap, number of leaves at 4 wap, leaf area at 2 wap, and yield parameters, including ear diameter and 1000-seed weight. based on the intercropping evaluation values, p3 (simultaneous planting) was the best treatment with an ler value > 1 (1.45), indicating that the intercropping system is feasible to implement. the ryt value > 1 (1.27) suggests a yield advantage. the esp value was 0.18, implying that simultaneous intercropping of mungbean and maize is more effective regarding time and land resource utilization. keywords: intercropping evaluation, maize, mungbean, monoculture, intercropping, planting time