
KAJIAN ETNOBOTANI PESTA BUDAYA MEJA PANJANG SUKU DAYAK DI DESA PIMPING SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI
Pengarang : Adelya Setia Nirmala
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2025Abstrak Indonesia
Suku dayak hingga kini masih menjaga dan melestarikan kebudayaan serta adat istiadat warisan nenek moyang, salah satunya melalui tradisi pesta budaya meja panjang. dalam pesta budaya ini, masyarakat dayak memanfaatkan kekayaan alam sekitar, seperti buah-buahan dan sayuran sebagai bahan sajian, serta tumbuhan lokal lainnya untuk pembuatan meja dan dekorasi, yang dikerjakan secara gotong royong. namun, di tengah derasnya arus globalisasi, pengetahuan tradisional seperti ini kian tergerus dan terancam punah. melalui pendekatan kajian etnobotani, penelitian ini berupaya mengungkap sistem pengetahuan lokal mengenai pemanfaatan, fungsi, dan makna tumbuhan dalam konteks budaya meja panjang. penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan desain riset naratif, melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan analisis dokumen, dengan partisipan yang terdiri atas kepala adat, ketua panitia kegiatan, kepala desa, serta masyarakat yang terlibat langsung. hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 27 spesies tumbuhan dari 16 famili, dengan rincian 16 spesies dimanfaatkan sebagai makanan, 4 sebagai hiasan, 4 sebagai perlengkapan, 3 sebagai pembungkus makanan, dan 5 sebagai alat musik. beberapa spesies memiliki fungsi ganda yang sarat makna simbolik, memperkaya nilai budaya yang terkandung dalam tradisi tersebut. kebudayaan yang tercermin dari praktik ini merupakan hasil dari sistem gagasan, rasa, tindakan, dan karya yang dibentuk serta diwariskan melalui proses pembelajaran sosial. oleh karena itu, integrasi pengetahuan lokal berbasis etnobotani ke dalam pembelajaran biologi memiliki potensi besar dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep keanekaragaman hayati sekaligus menumbuhkan rasa hormat dan apresiasi terhadap kearifan budaya lokal. kata kunci: etnobotani, meja panjang, suku dayak, pembelajaran biologi
Abstrak Indonesia
The dayak tribe maintains and preserves the culture and customs inherited from their ancestors, one of which is through the tradition of the long table cultural feast. in this cultural feast, the dayak community utilizes the surrounding natural resources, such as fruits and vegetables as serving ingredients, as well as other local plants for table making and decoration, which are done in mutual cooperation. however, in the midst of globalization, this form of traditional knowledge is increasingly subject to attrition and faces significant risks of endangerment. through an ethnobotanical study approach, this research aims to explore the local knowledge system regarding the utilization, function, and cultural significance of plants within the context of the long table tradition. the research was conducted with a qualitative method using a narrative research design, through in-depth interviews, direct observation, and document analysis, with participants consisting of the customary head, chairman of the activity committee, village head, and the community directly involved. the results showed that there were 27 plant species from 16 families, with details of 16 species utilized as food, 4 as decoration, 4 as equipment, 3 as food wrappers, and 5 as musical instruments. some species have multiple functions that are full of symbolic meaning, enriching the cultural values contained in the tradition. the culture reflected in this practice is the result of a system of ideas, feelings, actions, and works that are formed and passed on through the process of social learning. therefore, the integration of ethnobotanical-based local knowledge into biology learning has great potential in improving students' understanding of biodiversity concepts while fostering respect and appreciation for local cultural wisdom. keywords: ethnobotany, long table, dayak tribe, biology learning