UPT. Perpustakaan Universitas Borneo Tarakan | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Evaluasi Kemampuan Lahan Pasca Tambang Batubara Untuk Pengembangan Tanaman Industri Di Desa Bebatu

Evaluasi Kemampuan Lahan Pasca Tambang Batubara Untuk Pengembangan Tanaman Industri Di Desa Bebatu

Pengarang : Brianten Jeremia Sitorus

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2024
    SKRIPSI

Abstrak Indonesia

Kemampuan lahan akan menjelaskan bahwa lahan yang mempunyai kemampuan tinggi akan mempunyai pilihan penggunaan yang lebih banyak, baik untuk pertanian, kehutanan ataupun tujuan lain. umumnya lahan yang kemampuannya tinggi juga baik untuk keperluan nonpertanian seperti pemukiman, industri, sarana infra-struktur, dan lainnya. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kelas kemampuan lahan pada pt. pipit mutiara jaya di desa bebatu. penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengamati morfologi tanah dan karakteristik lahan pada site pengambilan sampel. penentuan kelas kemampuan lahan digunakan dengan metode pencocokan (matching) berdasarkan klasifikasi kemampuan lahan. hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat terdapat enam kelas kemampuan lahan yaitu kelas ii di lokasi t5 dan t6, kelas iii di lokasi t12, t13, dan t14, kelas iv di lokasi t1, t2, t3, t4, kelas vi di lokasi t9 dan t11, kelas vii di lokasi t10, kelas viii di lokasi t7 dan t8. dengan faktor pembatas yang paling dominan yaitu kelerengan, tingkat erosi dan kepekaan erosi. lahan dengan kelas kemampuan yang memiliki faktor pembatas kelerengan, erosi dan drainase masih memiliki potensi ekonomi yang sangat baik untuk diusahakan sebagai tanaman industri. tanaman yang dipilih berupa spesies yang cepat tumbuh, resisten terhadap kekeringan, dan mampu tumbuh pada tanah yang miskin unsur hara. penanaman tanaman karet (hevea brasil-iensis muell arg) di lahan bekas tambang dinilai merupakan salah satu alternatif utama untuk mengatasi tidak produktifnya lahan tandus bekas tambang batu bara, dan masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh sisa penambangan dan sekaligus memecahkan masalah perekonomian masyarakat. kata kunci: kelas, evaluasi, kemampuan lahan, batubara

Abstrak Indonesia

Land capability will tell that land with high capability will offer a greater range of potentials for use including for agriculture, forestry or other purposes. in general, land with high capability is also suitable for non-agricultural purposes such as settlement, industry, infra-structure, and others. the purpose of the research was to determine the characteristics and class of land capability at pt pipit mutiara jaya in bebatu village. this research used a qualitative descriptive method, whereby the soil morphology and land characteristics at the sampling site were observed. the determination of the land capability class was based on the matching method, which was employed in accordance with the land capability classification. the results of the research showed that there are six classes of land capability, as follows: class ii in locations t5 and t6; class iii in locations t12, t13, and t14; class iv in locations t1, t2, t3, t4; class vi in locations t9 and t11; class vii in location t10; and class viii in locations t7 and t8. the most prevalent limiting factors were slope, crosion rate, and erosion sensitivity. despite the presence of limiting factors such as slope, crosion and drainage, land with a capability class that is still capable of being cultivated for industrial crops offers excellent economic potential. the crops selected are species that exhibit rapid growth, resilience to drought conditions, and the capacity to thrive in nutrient-poor soils. the planting of rubber plants (hevea brasil-iensis muell arg) on ex-mining land is considered one of the main alternatives to overcome the unproductive barren land of ex-coal mines, and the environmental problems caused by mining residues and at the same time solve the economic problems of the community. keywords: class, evaluation, land capability, coal