UPT. Perpustakaan Universitas Borneo Tarakan | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Analisis Keberlanjutan Usahatani Padi Sawah (Oryza sativa) Di Desa Tanjung Lapang Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau

Analisis Keberlanjutan Usahatani Padi Sawah (Oryza sativa) Di Desa Tanjung Lapang Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau

Pengarang : Aditya Hardinata

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2024
    SKRIPSI

Abstrak Indonesia

Tanaman padi merupakan tanaman penghasil beras yang digunakan sebagai makanan pokok masyarakat indonesia pada umumnya dan kabupaten malinau pada khususnya. secara umum pemanfaatan barang dan jasa lingkungan secara keberlanjutan tidak terlepas dari aspek ekologi, ekonomi, sedangkan untuk keberlanjutan usahatani padi sawah dikembangkan menjadi aspek ekologi, ekonomi, sosial dan budaya, teknologi dan kelembagaan. tingkat pendidikan, motivasi petani untuk bertani, keikutsertaan petani dalam pelatihan pertanian, status kepemilikan lahan, umur, pengalaman dalam bertani, dan frekuensi konflik, semuanya berdampak pada keberlanjutan usahatani padi. tujuan pertanian berkelanjutan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat petani sambil melestarikan ekosistem yang mendukung kehidupan. penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan serta mengetahui keberlanjutan usahatani padi dari segi dimensi ekologi, dimensi ekonomi, dimensi sosial dan budaya, dimensi teknologi, dan dimensi kelembagaan dan apa saja atribut yang sensitif yang bisa mempengaruhi keberlanjutan usahatani padi sawah di desa tanjung lapang kecamatan malinau barat. metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode rapfish melalui pendekatan multidimensional scalling (mds), leverage analysis, dan monte carlo. penelitian ini dilakukan di desa tanjung lapang kecamatan malinau barat kabupaten malinau menggunakan teknik purposive sampling yang memiliki kriteria tertentu dan untuk jumlah respondenya mengambil 15% dari seluruh jumlah petani yang tercatat dan dibulatkan menjadi 100 responden. data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. adapun hasil penelitian ini yaitu berdasarkan indeks keberlanjutan usahatani padi sawah di desa tanjung lapang kecamatan malinau barat kabupaten malinau memperoleh indeks sebesar 46,27 dengan kategori kurang berkelanjutan. adapun hasil dari masing-masing dimensinya yaitu ekologi sebesar 50,9 berstatus cukup keberlanjutan, ekonomi sebesar 37,2 berstatus kurang berkelanjutan, sosial dan budaya sebesar 53,1 berstatus cukup berkelanjutan, teknologi sebesar 52,7 berstatus cukup berkelanjutan, kelembagaan sebesar 37,3 berstatus kurang berkelanjutan. atribut dalam penelitian ini sebanyak 37 atribut sedangkan yang digunakan dari lima dimensi keberlanjutan hanya terdapat 26 atribut yang sensitif. kata kunci: usahatani padi sawah, pertanian berkelanjutan, atribut sensitif

Abstrak Indonesia

Rice is a staple food crop for the general population of indonesia and particularly for malinau regency. generally, the sustainable use of goods and environmental services includes ecological and economic aspects, while sustainable wetland rice farming expands to include social and cultural, technological, and institutional aspects. education level, farmers' motivation, participation in agricultural training, land ownership status, age, farming experience, and conflict frequency all impact the sustainability of rice farming. sustainable agriculture aims to improve the quality of life of farming communities while preserving the supporting ecosystems. this study aims to explain and determine the sustainability of wetland rice farming from ecological, economic, social and cultural, technological, and institutional dimensions, and to identify sensitive attributes influencing sustainability in tanjung lapang village, malinau barat district. the method used is rapfish with multidimensional scaling (mds), leverage analysis, and monte carlo approaches. the study was conducted in tanjung lapang village, using purposive sampling with specific criteria, involving 15% of the total farmers, rounded to 100 respondents. data used include primary and secondary data. the results show that the sustainability index for wetland rice farming in tanjung lapang village is 46.27, categorized as less sustainable. the ecological dimension scored 50.9 (moderately sustainable), economic dimension 37.2 (less sustainable), social and cultural dimension 53.1 (moderately sustainable), technological dimension 52.7 (moderately sustainable), and institutional dimension 37.3 (less sustainable). out of 37 attributes studied, 26 were identified as sensitive across the five sustainability dimensions. keywords: wetland rice farming, sustainable agriculture, sensitive attributes