
Efektivitas Bakteri Pelarut Fosfat Dengan Bahan Pembawa Padat Pada Budidaya Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata sturt)
Pengarang : Esra Margaretha Marpaung
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2024Abstrak Indonesia
Konsumsi jagung manis terus mengalami peningkatan, seiring dengan pertambahan penduduk dan pola konsumsi. permintaan terhadap jagung manis selalu meningkat setiap tahun tetapi luas areal tanam semakin menyempit, sehingga perlu adanya upaya peningkatan produksi jagung manis dengan memanfaatkan tanah marginal. akan tetapi, kesuburan tanah marginal tergolong rendah yang dicirikan dengan cadangan unsur hara rendah, ph masam, p-total tinggi namun p-tersedia rendah. p (fosfat) didalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk kimia dan mineral-mineral didalam tanah. ketersediaan p-tersedia dipengaruhi oleh ph, fiksasi senyawa fe, al dan ca sehingga pemupukan p menjadi tidak efesien. salah satu upaya meningkatkan efesiensi pemupukan p-tersedia yang rendah yaitu dengan memanfaatkan bakteri pelarut fosfat sebagai pupuk hayati. tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian bakteri pelarut fosfat dengan bahan pembawa padat serta pengaruhnya dalam menurunkan dosis pupuk p pada budidaya tanaman jagung manis. penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (rak) satu faktor dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan yaitu : p0 (tanpa perlakuan), p1 (100% urea + 100% kcl + 100% sp36), p2 (limbah udang 100kg/ha + isolat b5(6) + (50% sp36 + 100% urea dan kcl)), p3 (arang sekam 100kg/ha + isolat b1(17) + (50% sp35 + 100% urea dan kcl)), p4 (arang sekam 100kg/ha + isolat b5(6) + (50% sp36 + 100% urea dan kcl)), p5 (limbah udang 100kg/ha + isolat b1(17) + (50% sp36 + 100% urea dan kcl)). hasil penelitian menunjukkan perlakuan p2 memberikan nilai tertinggi pada pertumbuhan maupun produksi tanaman jagung manis (zea mays saccharata sturt) dibandingkan perlakuan yang lainnya. perlakuan yang diberikan formulasi isolat bakteri pelarut fosfat dengan bahan pembawa dapat menurunkan dosis pupuk sp36 hingga 50%. kata kunci: limbah udang, arang sekam, bakteri pelarut fosfat
Abstrak Indonesia
Sweet corn consumption continues to increase along with population growth and consumption patterns. the demand for sweet corn always increases every year, but the area planted is increasingly narrowing, so efforts are needed to increase sweet corn production by utilizing marginal land. however, marginal soil fertility is classified as low, characterized by low nutrient reserves, acid ph, and high total p, but low available p. p (phosphate) in the soil comes from organic matter, chemical fertilizers, and minerals in the soil. the presence of available p is influenced by ph and the fixation of fe, al, and ca compounds, which makes p fertilization inefficient. one effort to increase the efficiency of fertilizing low-available p is by using phosphate-solubilizing bacteria as biofertilizers. this research aimed to determine the effect of providing phosphate-solubilizing bacteria with solid carrier materials and its effect on reducing the dose of p fertilizer in the cultivation of sweet corn plants. this research used a randomized block design (rak) with one factor with 6 treatments and 4 replications, with treatments namely: po (no treatment), p1 (100% urea + 100% kcl + 100% sp36), p2 (100kg/ha shrimp waste + isolate b5(6) + (50% sp36 + 100% urea and kcl)), p3 (charcoal husk 100kg/ha + isolate b1(17) + (50% sp35 + 100% urea and kcl)), p4 (charcoal husk 100kg/ha + isolate b5(6) + (50% sp36 + 100% urea and kcl)), p5 (shrimp waste 100kg/ha + isolate b1(17) + (50% sp36 + 100% urea and kcl)). the results showed that the p2 treatment provided the highest value for the growth and production of sweet corn plants (zea mays saccharata sturt) compared to other treatments. the treatment given by the phosphate solubilizing bacterial isolate formulation with a carrier was effective in reducing the sp36 fertilizer dose by up to 50%. keywords: shrimp waste, husk charcoal, phosphate solubilizing bacteria, sweet corn