
Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Pada Kelompok Tani Embung Bengawan Di Kelurahan Juata Kerikil Kecamatan Tarakan Utara)
Pengarang : Mulya Febriyanti
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2024Abstrak Indonesia
Petani sebagai salah satu sumber daya manusia pertanian, selama ini dinilai masih memiliki berbagai keterbatasan yang berujung pada rendahnya kualitas hidup. sementara pada saat yang sama masyarakat tani menghadapi banyak pemasalahan dalam pemberdayaan hasil pertaniannya kurang dilakukan secara maksimal. kelompok tani embung bengawan dibentuk atas dasar kesamaan tujuan para pemilik usaha tani, aspek peternakan dan aspek perikanan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. kemandirian tersebut meliputi kemandirian berfikir, bertindak dan mengendalikan apa yang mereka lakukan tersebut. kelompok tani ini memiliki jumlah anggota kelompok sebanyak 70 orang dengan penentuan sampel dengan kuota sampling sebanyak 25 orang di kelompok tani embung bengawan. jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan metode skoring dengan skala likert. teknik pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. hasil penelitian ini menunjukkan proses pemberdayaan anggota kelompok tani berdasarkan indikator input yaitu dikategorikan sangat setuju dengan rataan skor 13,56. pada indikator proses dikategorikan setuju dengan rataan skor 8,44. dan pada indikator output dikategorikan setuju dengan rataan skor 11,68. faktor pendukung pemberdayaan adalah dukungan dari pemerintah, motivasi, program pelatihan keterampilan dari ppl dan permodalan, untuk faktor penghambat adalah pengetahuan yang minim, kreatifitas yang masih rendah, kurangnya partisipasi anggota saat pemberdayaan, hama/penyakit, perubahan cuaca dan faktor kekuasaan. kata kunci: pemberdayaan, kelompok tani, faktor penghambat dan penghambat
Abstrak Indonesia
Farmers, as one of the agricultural human resources, are still considered to have various limitations that lead to a low quality of life. meanwhile, at the same time, the farming community faces many problems in that the empowerment of agricultural products is not carried out optimally. the embung bengawan farmers group was formed based on the common goals of farming business owners, livestock aspects, and fisheries aspects to meet daily living needs. the goal to be achieved through empowerment was to shape individuals and communities to have more autonomy. this autonomy includes autonomy in thinking, acting, and controlling what they do. this farmer group had a total of 70 group members, with a sampling quota of 25 people in the embung bengawan farmer group. the research used qualitative and quantitative research methods with a likert scale scoring method. data collection techniques were carried out using several techniques, such as observation, interviews, and documentation. the results of this research showed that the process of empowering farmer group members based on input indicators was categorized as strongly agreeing, with an average score of 13.56. the process indicators were categorized as agreeing with an average score of 8.44. the output indicator was categorized as agreeing with an average score of 11.68. supporting factors for empowerment were support from the government, motivation, skills training programs from ppl, and capital; inhibiting factors were minimal knowledge, low creativity, lack of member participation during empowerment, pests and diseases, weather changes, and power factors. keywords: empowerment, farmer groups, inhibiting and inhibiting factors