
Aplikasi Sensor PIR (Passive Infra Red) Untuk Efisiensi Pemakaian Energi Listrik
Pengarang : Ginggin Bayu W.N.
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2017Abstrak Indonesia
Kebutuhan terhadap energi listrik terus meningkat sejalan dengan perkembangan pembangunan. pemborosan pemakaian energi listrik pun salah satu akibat dari peningkatan jumlah kebutuhan energi listrik, maka dari itu pemborosan pemakaian energi listrik ini harus dicegah karena pasokan daya listrik pln semakin terbatas. teknologi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini salah satunya adalah sistem otomatis, dengan manusia sebagai objeknya dimana parameter yang diukur adalah panas tubuh manusia. salah satu sensor yang dapat digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia adalah sensor pir. tubuh manusia merupakan sumber panas yang memancarkan radiasi energi berupa sinar inframerah yang mempunyai panjang gelombang, yaitu apabila manusia bergerak maka akan terdapat perbedaan antara temperatur yang di pancarkan tubuh manusia dengan temperatur lingkungan di sekitar ruangan. perubahan temperatur ini dideteksi oleh sensor pir yang akan memberikan informasi kepada mikrokontroler. penggunaan sensor pir dilakukan dengan pengujian jarak, sudut, dan objek yang terdeteksi. untuk sudut deteksi dan jarak deteksi sensor telah dibatasi dikarenakan agar lebih efisien. sudut yang terbaca hanya 55°, 90°, dan 125° dan jarak yang terbaca minimal 0,8 meter dan maksimal 3 meter. hasil pengujian dalam satu kelas selama 13 jam menghasilkan beban sebanyak 679,36 kwh dalam satu bulan, sedangkan menggunakan sistem lampu otomatis dapat menghemat waktu sebanyak 5 jam dan menghemat beban sebanyak 261,36 kwh dalam satu bulan. pembandingan dari segi ekonomi dapat mengeluarkan biaya sekitar rp 996.811,20/bulan dan apabila telah melakukan penghematan maka dapat mengurangi beban biaya sekitar rp 383.488,16/bulan. perhitungan diatas dapat dilihat bahwa pemakaian beban setiap satu bulan bisa mencapai 100% dapat berkurang menjadi 61.5% apabila pengaplikasian sensor pir tersebut diterapkan. berarti apabila menggunakan pengaplikasian sensor pir tersebut, dapat mengefisiensikan beban kurang lebih 38.5% setiap bulannya.
Abstrak Indonesia
Electrical energy needed continues to increase along with development. consumption electricity is one of the consequences of the increase in the number of electrical energy , therefore waste of electricity consumption should be prevented, because power supply by pln is limited. technology can be used to overcome this problem of them is automatic system, with human being as object, where parameter which is measured is human body heat. one of the sensor that can be used to measure temperature human body is the pir sensor. the human body is a heat source that emits radiation energy in the form of infrared light that has a wavelength, that is, when humans move there there will be a difference between the temperature emitted by the human body and the ambient around it room. this temperature change is detected by a pir sensor that will provide information to the microcontroller. the use of pir sensors is done by testing the distance, angle, and detected objects. for detection angles and limited sensor detection distance as it is more efficient. the readable angle is only 55 °, 90 °, and 125 ° and minimum system reading distance of 0.8 meters and a maximum of 3 meters. the test results in one class for 13 hours resulted in load 679,36 kwh in one month, while using automatic lamp system can save time as much as 5 hours and save load as much as 261,36 kwh in one month. the economic comparison can cost around rp 996,811.20 / month and if it has made savings then it can reduce the cost burden around rp 383.488,16 / month. the above calculation can be seen that the use of each month load can reach 100% can be reduced to 61.5% if the application of pir sensor applied. means when using pir sensor applications, can be efficiency load about 38.5% per month