UPT. Perpustakaan Universitas Borneo Tarakan | ELECTRONIC THESES AND DISSERTATION
Image of Aktivitas Antibakteri Nanopartikel Kitosan Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Dan Staphylococcus epidermidis Penyebab Jerawat

Aktivitas Antibakteri Nanopartikel Kitosan Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus Dan Staphylococcus epidermidis Penyebab Jerawat

Pengarang : Irgii Rhoinahda

Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2023
    SKRIPSI

Abstrak Indonesia

Cangkang kepiting bakau merupakan limbah hasil perikanan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku kitosan. kitosan memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antibakteri penyebab jerawat. kitosan dilakukan modifikasi ukuran menjadi nanopartikel. nanopartikel kitosan memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih baik dikarenakan memiliki permukaan yang spesifik dan ukurannya yang lebih kecil. tujuan penelitian ini adalah mengetahui mutu kitosan cangkang kepiting bakau yang digunakan, mendapatkan ukuran nanopartikel dan menentukan konsentrasi terbaik nanopartikel kitosan dalam menghambat pertumbuhan bakteri staphylococcus. aureus dan staphylococcus epidermidis penyebab jerawat. metode penelitian ini dengan cara deskriptif untuk analisis mutu kitosan dan aktvitas antibakteri menggunakan analysis of variant pada selang kepercayaan 95% dengan satu faktor yaitu penambahan kitosan pada taraf 0,20%; 0,25%; 0,50%; 1%; dan 1,25%. asam asetat sebagai kontrol negatif dan ampisilin sebagai kontrol positif. hasil penelitian menunjukkan nilai derajat deasetilasi kitosan sebesar 76% sesuai dengan standar sni no.7949 tahun 2013 dan protan laboratory. ukuran nanopartikel kitosan diuji dengan particle size analyzer dan didapatkam hasil sebesar 47,04 nm. aktivitas antibakteri nanopartikel kitosan dalam menghambat bakteri s. aureus dan s. epidermidis pada kosentrasi 0,20%, 0,25% , 0,50%, 1%, dan 1,25% menghasilkan zona hambat sebesar 16±1,41mm, 18±0mm, 19,5±0,7mm, 13±0mm, 9,5±0,7mm, dan 15,5±0,7mm, 19±4,24mm, 31±1,41mm, 13±1,41mm, 12±1,41mm. konsentrasi 0,50% terbukti efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri s. aureus dan s. epidermidis. aktivitas nanopartikel kitosan pada penelitian ini termasuk dalam kategori sedang hingga kuat. kata kunci: cangkang kepiting bakau, ftir, psa

Abstrak Indonesia

Mud crab shells are fishery waste that can be used as raw material for chitosan. chitosan has many benefits, one of which is as an antibacterial for acne. chitosan is modified in size to become nanoparticles. chitosan nanoparticles have better adsorption ability because they have a specific surface and smaller size. the purpose of this study was to determine the quality of the chitosan from mud crab shells, to obtain the size of nanoparticles and to determine the best concentration of chitosan nanoparticles in inhibiting the growth of acne bacteria i.e., staphylococcus aureus and staphylococcus epidermidis. the method of this study was a descriptive method for analyzing the quality of chitosan and its antibacterial activity using an analysis of variant at a 95% confidence interval with one factor, namely the addition of chitosan at a level of 0.20%; 0.25%; 0.50%; 1%; and 1.25%. acetic acid was used as a negative control and ampicillin was used as the positive one. the results showed that the degree of deacetylation of chitosan was 76% in accordance with sni standard no.7949 of 2013 and protan laboratory. the size of the chitosan nanoparticles was tested with a particle size analyzer and the results were 47.04 nm. the antibacterial activity of chitosan nanoparticles in inhibiting s. aureus and s. epidermidis bacteria at the concentrations of 0.20%, 0.25%, 0.50%, 1% and 1.25% resulted in an inhibition zone of 16±1.41mm, 18±0mm, 19.5+0.7mm, 13±0mm, 9.5+0.7mm, and 15.5±0.7mm, 19±4.24mm, 31±1.41mm, 13±1.41mm, 12+1.41mm. concentration of 0.50% proved to be effective in inhibiting the growth of s. aureus and s. epidermidis bacteria. the activity of chitosan nanoparticles in this study was included in the moderate to strong category. keywords: mud crab shell (scylla serrata), ftir, psa