Durian (durio zibethinus murr) merupakan salah satu buah yang mengandung zat gizi dan dijuluki sebagai “ the king of the fruit”. produksi buah durian di indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2014 produksi buah durian mencapai 859.118 ton. penyediaan bibit varietas unggul dan berkualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya durian. perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan alternatif untuk mendapatkan bibit berkualitas tinggi yaitu tidak menyimpang dari sifat induknya dan masa panen lebih cepat. zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang pada konsentrasi rendah dapat mendorong, menghambat atau secara kualitatif merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. sehingga untuk mendapatkan bibit durian kualitas unggul perlu dilakukan kombinasi perlakuan tipe sayatan dan jenis zpt alami. waktu dan tempat di screen house fakultas pertanian universitas borneo tarakan pada bulan februari hingga april 2019, alat yang akan digunakan pada peneitian ini adalah gunting stek, cutter, plastik wrap, ember, alat tulis dan kamera. bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah tanaman durian, entres (batang a tas) air kelapa, ekstrak bawang merah, ekstrak tauge, faktor i adalah pengaplikasian zpt alami dengan 3 perlakuan sebagai berikut h1 : air kelapa, h2 : ekstrak bawang merah, h3 : ekstrak tauge. faktor ii adalah tipe sayatan pada sambung pucuk dengan 3 perlakuan sebagai berikut : s1 : tipe sambung celah, s2 : tipe sambung canggap, s3 : tipe sambung sisip. parameter keberhasilan sambung hidup, jumlah daun (helai), pertambahan panjang entres (cm), diameter batang atas (cm), diameter batang bawah (cm). data perhitungan menggunakan sidik ragam dan uji lanjut dmrt taraf 5%. hasil penelitian ini pada parameter keberhasilan sambung hidup dan pertambahan panjang entres terdapat pengaruh kombinasi perlakuan zat pengatur tumbuh alami dan tipe sayatan. pada parameter keberhasilan sambung hidup yang menunjukkan nilai tertinggi yaitu h2s1 (zpt ekstrak bawang merah dan sambung celah). sedangkan pada parameter pertambahan panjang entres menunjukkan nilai tertinggi yaitu h1s1 (zpt air kelapa dan sambung celah). hasil penelitian ini pada faktor tunggal perlakukan s1 (tipe sayatan celah) menunjukkan beda nyata pada parameter jumlah daun, diameter batang atas dan diameter batang bawah. sedangkan faktor tunggal jenis zat pengatur tumbuh tidak menunjukkan beda nyata pada semua parameter. sebaiknya sebelum penelitian perbanyakan tanaman dengan sistem sambung pucuk, perlu ada latihan untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan sambung pucuk. sehingga seharusnya penelitian hasil dari setiap perlakukan lebih terlihat dan mengurangi tingkat kegagalan dalam penyambungan.

Durian (durio zibethinus murr) is one of the fruits that contains nutrients and is dubbed "the king of the fruit". durian fruit production in indonesia has increased from year to year, in 2014 durian fruit production reached 859,118 tons. the provision of high-quality and high quality seeds is one of the factors that determine the success of durian cultivation. vegetative propagation is an alternative to get high-quality seeds that do not deviate from the nature of the parent and harvest time faster. growth regulators are non-nutritional organic compounds which at low concentrations can encourage, inhibit or qualitatively change plant growth and development. so to get superior quality durian seedlings it is necessary to do a combination of incision type treatment and natural zpt type. time and place at the screen house of the faculty of agriculture, university of borneo tarakan in february to april 2019, the tools to be used in this study are cuttings, cutters, plastic wrap, buckets, stationery and cameras. the materials to be used in this study are durian plants, entres (top stem) coconut water, shallot extract, bean sprout extract, factor i is the application of natural zpt with 3 treatments as follows h1: coconut water, h2: shallot extract, h3: bean sprout extract. factor ii is the type of incision in the shoot joint with 3 treatments as follows: s1: type of slit joint, s2: type of c-25 connect, s3: insert type of insert. parameters of success of live grafting, number of leaves (strands), increase in entres length (cm), diameter of upper stem (cm), diameter of lower stem (cm). calculation data using variance and dmrt follow-up test level of 5%. the results of this study on the parameters of success of survival and increase in entres length there is the effect of a combination of treatment of natural growth regulators and incision types. on the success parameters of live grafting which shows the highest value, namely h2s1 (zpt onion extract and gaps join). whereas the parameter entres length increase showed the highest value, namely h1s1 (zpt coconut water and gaps). the results of this study on a single factor treating s1 (slit incision type) showed significant differences in the parameters of the number of leaves, the diameter of the upper stem and the diameter of the lower stem. while the single factor type of growth regulator does not show any significant difference in all parameters. it is better if before researching the multiplication of plants with a shoot grafting system, there needs to be training to improve the skills in conducting shoot grafting. so that research should result from each treatment more visible and reduce the failure rate in connection.