
Analisis Finansial Usahatani Kakao (Theobroma cacao) (Studi Kasus Petani Di Desa Lidung Kemenci Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau)
Pengarang : Siti Sumarnie Abdhinurrannie
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2012Abstrak Indonesia
Tujuan penelitian adalah mengkaji kelayakan finansial usahatani kakao (theobroma cacao) di desa lidung kemenci. penelitian dilakukan di desa lidung kemenci dari bulan februari-juli 2012. data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan kriteria investasi yaitu: npv, irr, net b/c dan pbp. hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani sampai tahun ke lima belum layak untuk diusahakan. hal tersebut ditunjukkan oleh npv yang bernilai negatif pada kondisi normal dan pada kondisi analisis sensitivitas juga memiliki nilai yang negatif yaitu sebesar 17.451.099,62. nilai irr yang bernilai negatif yaitu sebesar 186%. nilai net b/c ratio pada diskonto 8% diperoleh nilai lebih kecil dari satu yaitu sebesar 0.22056 dan masa jangka waktu kembalinya investasi (pbp) pada tingkat diskonto 8% terjadi pada tahun ke-6 bulan ke-8. sehingga dapat disimpulkan bahwa usahatani kakao milik petani di desa lidung kemenci sampai tahun ke lima belum layak untuk diusahakan. kata kunci: usahatani, kakao, kelayakan finansial
Abstrak Indonesia
The research goals was to assess the financial viability of farming cacao (theobroma cacao) in the village of lidung kemenci. the study was conducted in the village of lidung kemenci of the month from february to july 2012. data were analyzed by using investment criteria are: npv, irr, net b / c and pbp. the results showed that farm until five years have not been worth the effort. this is shown by the negative npv under normal conditions and under conditions of sensitivity analysis also has a negative value that is equal to 17,451,099.62. a negative irr is equal to 186%. net value of b / c ratio at 8% discount rate obtained values smaller than one that is equal to 0.22056 and the investment return period (pbp) at a discount rate of 8% occurred in year-6 months-8. it can be concluded that the cocoa farms owned by farmers in the village of lidung kemenci up to five years have not been worth the effort. keywords: farming, cocoa, financial feasibility