
Analisis Kinerja Lembaga Penyuluhan Pertanian Di Kota Tarakan
Pengarang : Nur Fajria
Perpustakaan UBT : Universitas Borneo Tarakan,2018Abstrak Indonesia
Lembaga penyuluhan pertanian mempunyai peran strategis untuk pembangunan pertanian di indonesia karena mempunyai tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan pendidikan non formal bagi petani atau nelayan serta mendampingi petani, mengajarkan pengetahuan dan keterampilan tentang usahatani, mendidik petani agar mampu memberdayakan semua potensinya, menyebarkan inovasi-inovasi baru kepada petani tentang bagaimana berusahatani dengan baik. berdasarkan kondisi dilapangan bahwa informasi-informasi yang di sampaikan penyuluh tidaklah sepenuhnya dapat diterima oleh petani karena adanya ketidaksesuaian dengan kebutuhan petani, serta status lembaga yang masih fleksibel sehingga tidak terarahnya tugas dan fungsi sebagai lembaga penyuluhan. selain permasalahan-permasalahan tersebut ada kecenderungan penyuluh menjadi pengelolah proyek, hal ini merupakan kesalahan sehingga mengabaikan kelalaian dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai seorang penyuluh. penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan lembaga penyuluhan pertanian di kota tarakan. 2) mengetahui kinerja lembaga penyuluhan pertanian di kota tarakan. metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif. lembaga penyuluhan di kota tarakan secara struktural berada di dinas pangan, pertanian, dan perikanan. termasuk dalam bidang penyuluhan, pelayanan usaha dan pphp, memiliki wilayah kerja di kecamatan tarakan barat, kecamatan tengah, kecamatan timur dan kecamatan utara. dengan jumlah penyuluh 11 orang dengan program kerja yang bertujuan mengubah perilaku dan non perilaku. berdasarkan analisis kinerja lembaga penyululuhan bpp kota tarakan masuk dalam kategori cukup berdasarkan persepsi petani dengan nilai skor yakni 36,70. lebih efektif jika di bentuk lembaga penyuluhan tingkat kota khususnya di kota tarakan sehingga lebih fokus pada kegiatan penyuluhan. penetapan jabatan struktur lebih baik disesuaikan dengan latar belakang pendidikan. sehingga perlu adanya penambahan jumlah penyuluh dan perlu dilakukan pelatihan peningkatan sdm yang ada dilembaga guna meningkatkan pengetahuan.
Abstrak Indonesia
Agricultural extension intitutions have a strategic role for agricultural development in indonesia because they have the duties and functions to carry out non-formal education for farmers of fishermen. they assist farmers, teach knowledge and skills about farming, educate farmers to be able to empower all their potentials, and spread new innovations to farmers aboaut how to work well. based on the conditions in the field it is known that the information conveyed by the extension workers is not fully acceptable to farmers because of the incompatibility with the needs of farmers. the status of institutions is still flexible so that the tasks and functions of extension institutions are not directed. in addition to these problems there is a tendency for extension agents to became project managers, this is a mistake because they ignore the duties and functions as instructors. this study aims to 1) describe agricultural extension institutions in tarakan city; 2) knowing the performance of agricultural extension institutions in tarakan city. data analysis method used is descriptive analysis. the results show that the agricultural extension institutions in tarakan city. are stucturally in the department of food, agriculture and fisheries. included in the field of counseling, business services and pphp, this institution has a working area in the west, central, east and north tarakan districts. with the number of 11 instructors, its programs are aimed at changging behavior and non-behavior. based on the analysis of performance, tarakan bpp extension intitutions is in the fair category as indicated by farmer perception value of 36.70. this will be more effective if it is formed by city extension institutions, especially in tarakan city, so that it is more focused on extension activities. determination of structural positions is better adapted to the aducational background. there needs to be an increase in the number of extension workers and in existing human resource training institutions to increase knowledge.